Sejumlah mahasiswa membaca buku di Perpustakaan UMSU Medan. (foto//ist) |
Julpan, Mahasiswa jurasan bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang ditemui wartawan mengatakan, buku Komjen Pol. Agus Andrianto "Sang Pemimpin Pemersatu Keberagaman" mereka baca untuk menambah perbendaharaan sekaligus menambah wawasan menjelang kegiatan seminar Pemersatu Bangsa.
Sambung Julpan, beberapa bulan terakhir banyak berita media tentang aparatur pemerintah dan masyarakat saling bertentangan , termasuk rencana pemindahan Ibu Kota Negara, masalah pandemi COVID-19 hingga kontroversi peraturan suara toa masjid.
Sebagai mahasiswa, Julpan, dia dan beberapa rekannya yang akan menggelar seminar "Pemersatu Bangsa" membutuhkan sejumlah narasumber.
"Kontroversi yang terjadi selama ini akan menimbulkan gangguan stabilitas di tengah-tengah masyarakat, seperti pro dan kontra, antara ulama, tokoh masyarakat, tokoh adat bahkan para politikus dengan pemerintah. Kami mencari tau siapa tokoh yang mampu mengatasi ini," ungkap Julpan, di Perpustakaan UMSU, Jalan Kapt. Muhctar Basri Medan.
Bahkan, kontroversi juga merambat hingga persoalan agama, pencapresan 2024, kesukuan, hingga budaya. Semua ini tentunya dihembuskan untuk merusak tatanan persatuan dan kesatuan Bangsa yang sudah terjalin baik sejak Indonesia merdeka.
Oleh karena itu, mahasiswa butuh sosok dan akan mengundang Komjen Pol Agus Andrianto untuk mengulas dan mengupas pengetahuan tentang Sang Pemimpin Pemersatu Keberagaman.
"Kami butuh pemahaman tentang hal ini, yang secara tak langsung nantinya dikembangkan di tengah-tengah masyarakat tempat tinggal masing-masing mahasiswa," tutur Julpan.
Hal senada juga diungkapkan Syahrul Ramadhan Mahasiswa Fakultas Tehnik UMSU. Ketika membaca buku Agus Andrianto, Sang Pemimpin Pemersatu Keberagaman, yang saat ini bertugas sebagai Kepala Bareskrim Polri, dengan pangkat Komisaris Jendral Polisi, Ia ditugaskan mencari narasumber pembicara pada Seminar Pemersatu Bangsa yang akan mereka laksanakan. (red/ril)