Plt Bupati Langkat H. Syah Afandin. (foto:mm/ist) |
H.Syah Afandin, SH, mengatakan, kinerja penanggulangan stunting sudah menunjukkan hasil, namun permasalahan stunting sangat dinamis dan butuh penanganan semua pihak.
“Sekarang kita sudah pada 18,6 persen dan harus ditingkatkan lebih baik lagi ke depan. Keterlibatan semua stakeholder sangat dibutuhkan, terutama Dinas PPPKB & PPA dan Dinas Kesehatan,” pesannya.
Saat ini dibutuhkan formulasi dalam penanggulangan sunting di bumi Langkat dan dibutuhkan beragam strategi termasuk program Bapak/Bunda Asuh, agar agar lebih baik lagi ke depan demi generasi Langkat yang sehat dan cerdas.
Bicara anak stunting tentunya soal gizi, termasuk faktor ekonomi keluarga. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian kita semua agar orang tua tak mampu dapat memeriksakan kandungan dan gizi anaknya.
Syah Afandin merasa bangga, saat ini capaian penanganan stunting di Langkat sangat bagus. Katakanlah, kita mengeluarkan dalam Islam disebut zakat dengan 100.000/orang, saya merujuk Ini contohnya di Tanjung Bali yang sudah diputuskan lewat SK surat keputusan dari mulai tingkat kepada kepala daerah, Sekda, Forkopimda sampai kepala UPTD lebih kurang ada 37 orang kalau ini saja pun kita kutip untuk tingkat kabupaten, tingkat kabupaten di kecamatan itu saya pikir satu ibadah kita memberikan gizi bagi anak-anak yang membutuhkan ditambah dengan program-program kita yang selama ini sudah kita jalankan. "Dari Dana Desa itu tolong nanti fokus untuk apa yang program yang di lakukan untuk mengatasi stunting," tambahnya.
Kalau permasalahan ini tidak dianggap serius, saya bilang pemerintah pusat tidak akan mengeluarkan regulasi regulasi yang memang sudah pada tingkat mengkhawatirkan di kecamatan juga ketentuan-ketentuan atau poin-poin.
"Nanti tolong saya secara lebih teknis penyampaiannya untuk ke kawan-kawan ini supaya lebih paham tupoksinya terkait tentang penanggulangan stunting ini nanti perlu pejabat lebih rinci. Saya pikir lebih substantif supaya setelah pulang dari sini kita masing-masing ada yang real untuk bisa kita lakukan di dalam menangani masalah stunting ini, jangan lihat bahwa capaian kita sudah 18% sudah bagus," pungkasnya.
Ketua Satgas manajemen program data penanganan stunting BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Mai Debora Gultom,SKM, M.Epid mengatakan Langkat di tahun 2022 memiliki target 27,65% tapi kita bisa mencapai 18,6% artinya 9% lebih rendah dari target.
"Ini PR yang besar untuk kabupaten Langkat supaya mempertahankan jangan sampai naik lagi, dengan capaian angka itu semua ini kita juga sudah banyak bekerja untuk penanganan stunting di kabupaten Langkat," sebutnya.
"Ternyata di sini sudah maksimal dalam melakukan intervensi spesifik maupun spesifiknya begitu dan target SKI , target Sebenarnya dari pusat yang disampaikan untuk Langkat itu sebenarnya 23,25% tapi sungguh bahagianya ternyata Langkat itu di bawah dari target yang di beri dari pusat sendiri 18,6%. Dan berharap untuk tetap mempertahankan ataupun turun dan kalau bisa dibawa 14% seperti capaian yang diharapkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk tahun 2024," ujarnya.
Kegiatan dihadiri Kadis PPKB & PPA dr.Sadikun Winato,MM, Kepala BAPEDA Hj.Rina Wahyuni Marpaung,S.STP,M.AP, Kadis Kesehatan dr.Juliana,MM, Mewakili Dandim 0203/LKT Kapten Inf Edi Susanto Danramil 07/STB, Mewakili Kapolres Langkat Kabag Ops Polres Langkat AKP Sahrial Sirait SH MH., Mewakili Kajari Langkat Ade Tagor Mauli SH, Mewakili Ketua PN Stabat Leli Suhendri SH, Sekretaris PN Stabat Kasubsi Pra Penuntutan Tindak Pidana Umum, Para Kepala Perangkat Daerah, Para Camat Se Kabupaten Langkat, Pimpinan BUMN dan BUMD, Para Ketua Organisasi.(mm/red)