Universitas Labuhanbatu Gelar Seminar Resiliensi dan Mitigasi Ekonomi Ketahanan Pangan. (foto:mm/ist) |
Dalam menangani hal ini, Indonesia perlu langkah untuk dapat pulih kembali pasca Covid-19, dengan adanya masalah pandemik, Universitas Labuhanbatu menggelar seminar “Resiliensi dan Mitigasi Nasional melalui Ekonomi dan Ketahanan Pangan”.
Seminar pertema ini digelar Universitas Labuhanbatu dengan nama SINERGITEK 2023 atau Seminar Nasional Ekonomi bisnis dan Sains Teknologi.
Kegiatan ini terselenggara dengan berkolaborasi Fakultas Sains dan Teknologi bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan mengundang pakar pertanian dan ekonomi Rektor IPB University, Ketua Peneliti Institute for Development of Economy and Finance (INDEF), dan dan Dosen Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan di Ruang Seminar Universitas Labuhanbatu, Rabu kemarin secara hybrid atau dalam jaringan dan luar jaringan sekaligus.
Hadir dalam kegiatan, Ketua Yayasan Universitas Labuhanbatu, Rektor, Dekan dan Civitas Akademika Universitas Labuhanbatu secara luring, yang dbawakan presenter dari berbagai daerah khususnya yang berasal dari Universitas Riau Kepulauan Batam, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Islam Indonesia Jember, Institut Ilmu Sosial Pare Pare dan Universitas Riau serta beberapa Instansi pemerintah secara Nsional.
Ketua kegiatan Muhammad Raja Siregar, S.E, M.Si selaku Dosen Fakultas Sains Ekonomi dan Bisnis, mengatakan, resiliensi dan mitigasi perlu dikaji dari pandangan pertanian dan ekonomi karena kedua aspek ini merupakan pilar kunci dalam membangun ketahanan ekonomi yang kuat dan ketahanan pangan yang baik.
Oleh sebab itu, konferensi ini diharapkan mampu mengidentifikasikan keberlanjutan strategi yang dicanangkan dan solusi serta inovasi untuk meningkatkan resiliensi nasional.
Sementara itu, Rektor Universitas Labuhanbatu Assoc.Prof. Ade Parlaungan Nasution, S.E., M.Si., Ph.D., pasca Covid-19 perlu dilakukan resiliensi dan mitigasi nasional karena banyak masyarakat dari segala sisi mengalami dampak yang signifikan. Selanjutnya rektor membuka Seminar dan Konferensi Nasional Sinergitek 2023 secara langsung.
Rektor IPB University yaitu Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si, menyampaikan, Resiliensi dan Mitigasi Nasional Ketahanan dan Ekonomi Pangan dapat dilaksanakan dengan sepuluh langkah utama salah satunya adalah melakukan intensifikasi lahan budidaya tanaman pangan, ekstensifikasi lahan dan industrialisasi pengolahan hasil tani dari hulu ke hilir.
Dia berharap, masyarakat Indonesia perlu melakukan diversifikasi pangan atau menggantikan atau meminimalisir penggunaan beras dengan menggantikannya ke tanaman penghasil karbohidrat lainnya seperti mie dari ganyong, ubi dan lainnya.
“Saat ini peru digerakkan petani generasi muda dengan pengolahan bahan hulu ke hilir sehingga potensi resiliensi dan mitigasi nasional melalui ketahanan pangan dapat berjalan dengan berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua peneliti dari Institute for development of economy and finance, Dr. Mhammad Rizal Taufiqurrahman, mengtaakan, saat ini ekonomi Indonesia masih dalam keadaan stabil namun masih perlu langkah untuk tetap melakukan pertahanan dan pengembangan secara nasional.
Langkah untuk mencapai resiliensi ini dapat dilakukan dengan memerhatikan dan mengembangkan pendapat nasional dari segi industri pengolahan hulu ke hilir dan untuk Sebagian besar wilayah Indonesia kelapa sawit masih menduduki peringkat atas untuk menjaga resiliensi nasional ini.
Dosen Magister Manajemen dari Universitas Sumatera Utara yaitu Dr. Keulana Erwin, M.Si. Ak, CA, CPA, menyampaikan langkah resiliensi dan mitigasi dari segi ekonomi dan ketahanan pangan, namun beliau menyampaikan tentang bagaimana cara menjaga green economy di Indonesa untuk mewujudkan resiliensi dan mitigasi nasional secara berkelanjutan.
Fungsi besar kawasan hutan lindung, pengurangan global warming dari gas rumah kaca dan zero burning pada pengolahan lahan. Hal ini perlu beliau sampaikan dikarenakan keberlanjutan masyarakat Indonesia perlu dijaga dari alam yang sehat dan mulai mengurangi penggunaan bahan kimia berlebihan.
Peserta seminar nasional dengan jumlah pesertalebih dari 500 peserta baik secara daring maupun luring sangat antusias untuk melakukan diskusi dan tanya jawab langsung bersama ketiga pakar yang telah di undang pada Seminar Nasional SINERGITEK 2023 ini.
Tidak hanya seminar nasional, kegiatan SINERGITEK dilanjutkan dengan Konferensi Nasional yang diikuti pemakalah yang antusias dengan jumlah pemakalah sebesar 60 pemakalah dari berbagai wilayah dan kalangan terutama mahasiswa, praktisi, akademisi, umum dan pemerintahan.
Pada pemaparan secara daring pemakalah melakukan presentasi dan diskusi yang menarik mengenai resiliensi dan mitigasi nasional baik dari pandangan pertanian, ekonomi, sains dan teknologi. Dari rangkaian acara ini SINERGITEK 2023 memperoleh 3 pemakalah terbaik yaitu Reza Falevy dari Universitas Labuhanbatu, Moh. Syahrul Nur Asyfi dari Universitas Islam Indonesia dan Hanafi Siregar dari Universitas Riau Kepulauan.
Pada konferensi ini, SINERGITEK 2023 juga memperoleh 5 presnter terbaik yang berasal dari Badan Riset (BRIN), Universitas Riau Kepulauan dan Universitas Labuhanbatu. (pengirim: Ika Ayu Putri Septyani)