Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah. Isi toko yang terdiri dari barang pecah belah dan peralatan rumah tangga ini ludes tak bersisa.
Informasi yang diperoleh dari warga yang berada di tempat kejadian, ada 3 unit mobil Damkar yang diturunkan Pemkab Paluta untuk membantu memadamkan api.
"Namun, sangat disayangkan, hanya 1 yang dapat dipungsikan secara maksimal, dan untuk yang 2 unit lagi hanya membuat kemacetan. Kita sampai kesal melihat unit damkar tersebut karena tidak dapat dipungsikan secara optimal," keluh Siregar.
Siregar menambahkan, menurutnya, personel unit damkar Paluta masih kurang sigap dan masih terlihat kaku saat mengoperasikan alat pemadam kebakaran.
"Woi damkar....!!! Apa apaan ini mobil damkar gak bisa dioperasikan, percuma datang kalau hanya membuang air secara sia-sia," ujarnya menirukan teriakan warga di lokasi kebakaran.
Tambahnya lagi, semestinya peristiwa kebakaran di toko Panam ini tidak sampai memakan kerugian yang sangat besar jika penanganan unit damkar bekerja dengan optimal.
"Menurut saya, seharusnya api dapat cepat dipadamkan, tapi, karena itu tadi, cuma satu unit mobil damkar yang bisa beroperasi dengan baik," tuturnya.
Untuk itu, Siregar berharap, seharusnya Pemkab lebih sigap dalam menghadapi bencana kebakaran. Ia mengungkapkan, saat bertugas, mobil damkar sudah sering menjadi persoalan di lokasi kebakaran.
"Kita sangat bersyukur atas tanggap darurat dari personel damkar untuk memadamkan api, tapi tolonglah, Pak, untuk mobil damkarnya agar diperbaiki supaya tidak menjadi kegaduhan di tengah bencana," katanya.
Selain itu warga ini juga berharap kepada Pemkab Paluta supaya menambah unit mobil damkar demi mempermudah tugas personil di lapangan dan antisipasi meminimalisir korban kebakaran. (yasir/mm)
