Kapolres Langkat AKBP Danu Pamungkas Totok bersama unsur Forkopimda meninjau kesiapan sarana dan prasana penanggulangan Karhutla. (foto/ist) |
Apel Karhutla dihadiri unsur forkopimda, Plt Bupati Langkat diwakili Staf ahli Bupati Langkat bidang SDM, Sosial dan Masyarakat, H. Sujarno. Peserta apel terdiri dari OPD Pemkab Langkat, TNI, dan Polri sejajaran.
AKBP Danu Pamugkas Totok mengatakan, apel Karhutla digelar serentak kabupaten/kota se-Sumut. Kegiatan ini memastikan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, TNI dan Polri termasuk organisasi pencinta lingkungan. “Baik personel hingga sarana dan prasana dipastikan lengkap untuk menanggulangi Karhutla,” tegas Kapolres.
Dijelaskan Kapolres, berdasarkan data Bank Dunia, kerugian Indonesia akibat kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun 2019 mencapai Rp72,95 triliun. Ini akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada delapan provinsi di Indonesia.
Dampak ekonomi lainnya yaitu terjadinya penghentian Operasional Bandar Udara sehingga memutus akses mobilitas masyarakat.
Selain berdampak terhadap ekonomi, Karhutla berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Tercatat pada bulan September tahun 2019, lebih dari 900.000 orang mengalami gangguan pernafasan sebagai dampak jebakaran dan kabut asap. Kebakaran hutan juga menyebabkan terganggunya ekosistem dan kerusakan lingkungan.
Dalam mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan, terdapat tiga langkah penanggulangan yang dapat dilaksanakan, yakni: pencegahan melalui sosialisasi, kecepatan penangan dan penegakan hukum serta mengungkap fakta terjadinya kebakaran.
Sementara itu,Staf Ahli Bupati Sujarno selepas apel mengatakan sangat mendukung apel Karhutla yang digelar Kapolres Langkat. Untuk itu, pemerintah daerah akan bersinergi dengan TNI, Polri dan organisasi lainnya untuk menjaga, mencegah dan menanggulangi Karhutla bersama-sama. (mm/ist)