Jalan Proyek Destinasi Wisata Sibolga Berdebu, Warga Blokade Jalan

Sebarkan:

Warga Kota Beringin, Infus Hutapea (baju merah), saat menghalau truk pengangkut tanah masuk ke lokasi proyek pembangunan destinasi wisata Sibolga di kawasan Pelabuhan Lama Sibolga, Rabu (10/8/2022). (Foto:mm/jhonny simatupang)
SIBOLGA (MM) - Sejumlah warga Kelurahan Kota Beringin menggelar aksi unjuk rasa dengan cara memblokade jalan dan pintu masuk ke proyek pembangunan destinasi wisata Sibolga di kawasan Pelabuhan Lama, Rabu (10/8/2022). 

Aksi itu dilakukan warga karena mereka gerah atas "ketidakpedulian rekanan" untuk membersihkan atau menyiram badan jalan ke lokasi proyek agar debu tidak beterbangan dan mengganggu kenyamanan serta kesehatan warga.

Aksi unjuk rasa warga mulai digelar siang hari dengan menyebar sejumlah batu berukuran besar dan kecil di badan jalan untuk menghalau truk-truk pengangkut tanah masuk ke lokasi proyek. Warga juga bahkan memportal pintu masuk lokasi proyek dengan menggunakan palang besi dan traffic cone mates pembatas jalan kerucut.

"Kami sangat mendukung program pembangunan pemerintah, terutama untuk mewujudkan masyarakat Sibolga Sehat. Namun, proyek sudah berjalan tiga bulan, tapi badan jalan yang kotor (berdebu) tidak pernah disiram, sehingga debu beterbangan dan mengganggu kesehatan," kata Infus kepada wartawan di lokasi mengenai aksi yang mereka lakukan tersebut.

Infus yang saat itu didampingi rekannya, Atien Sinaga, tidak memingkiri bahwa mereka, warga Kota Beringin, khususnya warga yang berada di sepanjang jalan Bustami Alamsyah sebelumnya, telah menyampaikan permasalahan itu kepada pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Sibolga melalui Kepala Lingkungan (Kepling) I Kota Beringin, Khairul, supaya dapat turun menyelesaikan permintaan warga.

Namun, pihak rekanan yang ditemui oleh Kepling I Kota Beringin, Khairul, malah melemparkan permintaan warga kepada pihak penyedia tanah karena pihak penyedia tanah dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dengan permasalahan itu.

"Karena tidak ada perhatian tersebut, makanya kami melakukan aksi ini. Kami tidak minta lain-lain, yang kami minta minimal badan jalan disiram setiap sore agar tidak mengganggu kesehatan warga," ungkap Infus. 

Ateng, yang juga warga sekitar mengakui hal itu. Pria 61 tahun ini bahkan mengaku, kalau ia setiap pagi terpaksa menyiram badan jalan untuk meminimalisir polusi udara dari debu jalan yang berasal dari truk pengangkutan tanah proyek. 

Ateng juga bahkan mengaku, kalau ia juga kerap menegur para sopir truk pengangkut tanah proyek agar melakukan truknya pelan-pelan saat akan masuk dan keluar lokasi proyek supaya debu di jalan tidak beterbangan.

"Tapi teguran saya tersebut tidak pernah diindahkan para sopir truk pengangkut tanah proyek tersebut. Mereka tetap saja melajukan truknya dengan kencang ketika akan masuk dan keluar proyek. Alasan mereka mengejar tripan," tutur Ateng.

Aksi unjuk rasa dan blokade warga akhirnya berakhir, setelah salah seorang rekanan proyek destinasi wisata Pelabuhan Lama bermarga Pasaribu bersedia memenuhi permintaan warga, disaksikan oleh pihak kelurahan dan kepling serta bhabinkamtibmas setempat yang turun ke lokasi aksi. 

Truk-truk pengangkut tanah yang sempat tertahan di luar lokasi proyek pun kembali dapat masuk dan keluar lokasi proyek. (jhonny simatupang)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com