Kehadiran SUPER ini akan berperan sebagai pusat kajian dan inovasi yang akan mendukung percepatan pencapaian Net Zero Emissions 2060, melalui kolaborasi akademik–industri–pemerintah untuk menutup kesenjangan keterampilan melalui riset terapan, kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri, dan proyek lapangan.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan menegaskan komitmen perusahaan tidak hanya pada ketahanan energi, tetapi juga pada pasokan energi yang aman, bersih, dan terjangkau.
“Sebagaimana kepolisian memiliki akademinya, Pertamina memiliki Universitas Pertamina untuk mencetak talenta berkualitas yang mendukung tujuan tersebut,” ujarnya.
Dukungan juga disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, yang hadir dalam acara tersebut. “Melalui Universitas Pertamina akan lahir generasi pemimpin energi berwawasan global, terampil dalam keberlanjutan, dan inovatif,” kata Rachmat.
Sejak beroperasi pada Januari 2024, SUPER mencatat capaian bertaraf internasional. Inisiatif strategisnya meliputi pengembangan bahan bakar rendah karbon (biodiesel B40), perumusan kebijakan dan model bisnis carbon capture and storage (CCS), serta riset dan pengembangan di bidang keberlanjutan. Terbaru, SUPER terlibat dalam penyusunan peta jalan dekarbonisasi dan pencapaian SDGs Pertamina Grup, serta menjadi bagian dari SDG Hub Bappenas dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.
Capaian ini diperkuat oleh kehadiran senior fellow yang terdiri dari para profesional, akademisi, dan pakar internasional yang saling berkolaborasi merumuskan strategi keberlanjutan untuk mewujudkan Asta Cita pembangunan nasional yang berdaya saing dan berwawasan masa depan.
Mencetak Talenta Hijau Kelas Dunia
Berbagai proyeksi menunjukkan kebutuhan keterampilan keberlanjutan (green skills) akan melonjak di hampir semua sektor. Laporan LinkedIn Global Green Skills Report 2023 menunjukkan baru sekitar satu dari delapan pekerja yang memiliki setidaknya satu green skill, sementara permintaan industri tumbuh lebih cepat.
Kesenjangan ini menegaskan urgensi peningkatan kompetensi—yang dijawab SUPER melalui riset terapan, pengembangan kebijakan, dan program penyiapan talenta yang selaras dengan kebutuhan industri. Integrasinya dengan Program Magister Sustainability UPER memastikan pengembangan talenta berjalan terpadu, mulai dari riset hingga implementasi.
Rektor Universitas Pertamina Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., menyebut SUPER dirancang sebagai penggerak agenda keberlanjutan sekaligus talent pipeline lintas sektor.
“SUPER memadukan tiga fungsi pusat keberlanjutan, yaitu data inventory hub untuk pendokumentasian dan rekomendasi perbaikan berbasis SDGs, pusat riset pada isu keberlanjutan prioritas, serta pengintegrasi Tridarma—pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat—dalam isu multidisiplin,” pungkasnya.
Dukungan Jejaring Global
Keunggulan SUPER diperkuat oleh jejaring kolaborasi global dengan Yale University (AS), Bergen University (Norwegia), Kyushu University (Jepang), Tongji University (Tiongkok), dan University of Auckland (Selandia Baru). Selain mendapatkan penguatan teori, mahasiswa juga berkesempatan meraih sertifikasi internasional, seperti ISO 14064 (carbon counting) dan ISO 50001 (energy audit).
“Keberlanjutan mencakup dimensi teknologi, kebijakan, dan berbagai aspek lain yang harus saling mendukung untuk menjamin tercapainya tujuan jangka panjang. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki fokus pada isu ini, UPER berkomitmen mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu mewujudkannya. Setiap kegiatan harus dilaksanakan secara optimal dan efisien agar memberikan dampak nyata,” ujar Rektor UPER, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU.(harry handoyo)