![]() |
| Kepala Dinas Kesehatan Batu Bara, dr. Deni Syahputra. (foto/ist) |
Kepala Dinas Kesehatan Batu Bara, dr. Deni Syahputra, mengatakan pihaknya melakukan screening menyeluruh terhadap pasien terkonfirmasi positif, termasuk keluarga, rekan kerja, dan lingkungan sekitar pasien.
“Kita lakukan screening terhadap seluruh kontak erat pasien positif, mulai dari keluarga hingga rekan kerja. Harapannya, semua penderita dapat terdeteksi dan penanganannya bisa terpantau dengan baik,” ujar dr. Deni saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, jumlah kasus positif TBC di Batu Bara mengalami peningkatan signifikan dan tersebar di 12 kecamatan, terutama yang terdeteksi di rumah sakit. Selain itu, masih banyak pasien lama yang drop out (DO) dari pengobatan yang wajib dijalani selama enam bulan.
“Jika pasien tidak mengonsumsi obat satu kali saja, maka pengobatannya harus diulang dari awal. Karena itu kami terus mengingatkan pentingnya disiplin minum obat,” jelasnya.
dr. Deni menambahkan, sebagian pasien TBC mengeluhkan efek samping obat yang membuat selera makan menurun dan tubuh menjadi kurus. Untuk mengatasi hal ini, Dinkes Batu Bara menyalurkan susu berprotein tinggi sebagai suplemen tambahan bagi pasien.
“Susu ini bukan obat, tetapi membantu menjaga asupan gizi agar pasien tidak kehilangan berat badan dan daya tahan tubuh tetap terjaga,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan PPKB Batu Bara, Budi Junarman Sinaga, SKM, MM, menjelaskan bahwa dari total 844 kasus, 36 kasus ditemukan di Kelurahan Indrapura, 132 di RSUD di RSUD OK Arya Zulkarnain, dan 167 di RSU Bidadari. “Selebihnya tersebar di wilayah puskesmas lain di 12 kecamatan,” tambah Budi.
Dinas Kesehatan Batubara terus berupaya melakukan pemantauan rutin dan edukasi masyarakat agar penularan TBC dapat ditekan serta pasien menjalani pengobatan hingga tuntas.(zein)


