PEMILIK Warung Latifah, warga Simpang Dolok, Batubara. (foto:mm/ist) |
BATUBARA - Warga Batubara kembali digegerkan dengan postingan yang diunggah di media sosial di akun facebook R Afandy, Kamis (23/12/2021) malam. Di akun tersebut dituliskan beras yang disalurkan pihak pemasok tidak layak di konsumsi.
Dituliskan, beberapa masyarakat Desa Simpang Dolok siap menandatangani atas pasokan beras yang tidak layak di konsumsi tersebut. Sejumlah netize juga berkomentar "Masya Allah...apa gak dilihat dulu sebelum dibagikan"
Menanggapi postingan ini, Kepala Dinas (Kadis) Sosial Batubara Riyadi mengatakan, pihaknya masih melakukan penelusuran ke lapangan untuk menemui KPM yang menerima beras tak layak konsumsi.
"Kita masih turun ke lapangan untuk melihat beras tak layak konsumsi yang diterima KPM dari e-warung," kata Riyadi.
Jika memang terbukti, sambung Riyadi, pihaknya akan melaporkan kasus ini ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sumut dan pihak Bank Mandiri.
"Kita tidak punya wewenang menjatuhkan sanksi. Nanti pihak Bank Mandiri yang akan menjatuhkan sanksi terhadap e-warung yang menyalahi ketentuan," ujar Riyadi.
Pemilik e-warungLatifahwani, warga Dusun I, Desa Simpang Dolok, Kecamatan Datuk Limapuluh, Senin kemarin mengakui menerima pasokan beras dan komoditi lainnya dari Putra, warga Desa Empat Negeri.
"Kita juga sudah meminta warga KPM yang menerima beras tak layak konsumsi agar dikembalikan untuk diganti dengan beras yang bagus, namun hingga kini baru sebagian saja yang datang," ujarnya.
Sementara itu Nurlela, warga Simpang Dolok, yang ditemui mengakui jika beras yang diterimanya cukup baik dan layak konsumsi. "Berasnya bagus dan enak, macam beras super," kata Nurlela.
Di tempat terpisah, Putra mengaku dirugikan atas postingan yang diupload R Afandy di media sosial dengan narasi tidak layak konsumsi, bbrp masyakat desa Simpang Dolok siap menandatangani atas pasokan beras yg tdk layak di konsumsi. #masalah di KAJATISU belum selesai, jgn tambah lagi permasalahan#, Senin 27/12/2021.
"Ya, kita merasa dirugikan secara moral dan materi. Kita menduga ada semacam rekayasa pada poto yang diunggah disosial media ini," kata Putra sembari menunjukkan postingan tersebut.
Menurut Putra, postingan dengan narasi seperti ini akan menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat, khususnya KPM. "Kita juga tidak mau hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini terjadi, karena beras yang kita pesan beras yang berkualitas," tegas Putra.
Bahkan, beras yang sudah ditariknya dari agen e-Warong sudah sudah periksa, dan hasilnya sama sekali tidak seperti poto yang diunggah pada akun facebook ini..
"Kita juga berharap kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memanggil pemilik akun facebook tersebut, agar persoalan ini tidak berlarut-larut," pungkas Putra. (zein/mm)