Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. (foto/ist) |
Itulah yang disampaikan Khairuddin Aritonang, pelatih Billiar yang diusir Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, gegara tak tepuk tangan dan dikatain sontoloyo, saat diwawancarai, Senin (27/12).
"Aku bukan diusir, tapi keluar saja aku setelah di maki-maki. Bukan aku aja yang dimaki, hampir semua orang di ruangan itu di marah-marahinya," terang Khairuddin atau yang akrab disapa Coki.
Ia mengaku bingung, kenapa sampai harus dipanggil ke depan lalu di maki-maki Gubernur.
"Aku bingungnya, apa yang harus ditepuk tangankan dari beliau. Toh semua-semuanya biasa aja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah di depan orang ramai," kata Coki.
Menurutnya, selama ini tidak ada perhatian Gubernur yang lebih terhadap dunia olahraga, biasa-biasa saja, diperhatikan saat mau PON atau event saja.
Di Cabang Olahraga Biliar, menurutnya sangat minus perhatian dari pemerintah. "Alat-alat kami di Cabang Olahraga Biliar masih model lama dan jauh tertinggal dari daerah lain. Begitu juga dengan olahraga lain," tegas Coki.
Ia menilai, baiknya Pak Edy rutin konsultasi ke psikolog biar bisa lebih menahan diri dan menghargai orang lain. "Marah-marah, maki-maki tak nyambung itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak," kata Coki. (red/mm)