“MOHON MA’AF, AKU SILAF…”

Sebarkan:

Jurnalis Senior, Choking Susilo Sakeh.
AKU hadir pada acara coffee morning Gubsu Edy Rahmayadi-Wagubsu Musa Rajekshah, di Bina Graha Medan pada 25 Sept. 2018. Pada malam hari sebelumnya (24.Sept. 2018), Gubsu Edy Rahmayadi membuat ‘kegaduhan’ saat diwawancarai oleh Presenter Aiman Wicaksono prihal PSSI, dengan pernyataan kontroversialnya : “Apa urusan anda menanyakan itu?”.

Acara pagi hari ini adalah yang pertama kali dilaksanakan, setelah pasangan Eramas memenangkan pemungutan suara Pilgubsu 2018 pada 27 Juni 2018. Di dalam kesempatan ini, aku menyampaikan beberapa hal. Salah satunya, mengingatkan bahwa Eramas memenangkan Pilgubsu 2018 dengan perolehan suara 3.291.137 suara. Jika jumlah perolehan suara Eramas ini dibandingkan dengan jumlah penduduk Sumut sekitar 14,5 juta jiwa, maka warga Sumut yang memilih Eramas cumalah sekitar 23 persen dari keseluruhan jumlah warga Sumut.

Aku ingatkan, bahwa visi-misi “Sumut Bermartabat” hanya akan jadi slogan omong kosong, jika Eramas tidak mampu merangkul sebanyak mungkin warga Sumut yang tidak memilih Eramas pada Pilgubsu tersebut.

Pertanyaannya kini, setelah memimpin Sumut selama lebih tiga tahun, sudah berapa banyakkah warga Sumut yang berhasil dirangkul Eramas untuk bersama- sama mewujudkan “Sumut Bermartabat”? Atau, jangan-jangan, malahan banyak pula pemilih Eramas yang kini menghindar dan menjauh…

Pembuat Gaduh

Sekitar setahun setelah dilantik sebagai Gubsu pada 5 September 2018, aku menulis “Gubernur Pembuat Gaduh” (21 Okt.2019). Pada tulisanku ini, aku mengingatkan Gubsu Edy Rahmayadi untuk mulai berhenti membuat gaduh. Sebab, perilaku membuat kegaduhan yang ditampilkan Edy Rahmayadi, pada gilirannya hanya merugikan masyarakat di provinsi ini. Bayangkan, sesaat setelah mengeluarkan pernyataan yang membuat gaduh, dipastikan Gubsu akan lebih disibukkan dengan membuat klarifikasi atas kegaduhan yang terjadi. Demikianlah terus berulang-ulang.

Aku berharap, Lebih baik Edy Rahmayadi bekerja dalam diam, ketimbang gaduh melulu tanpa sempat bekerja, dan pada akhirnya tidak memberikan hasil terbaik untuk Sumatera Utara.

Sementara itu, menurut catatan IDN Times (29 Des. 2021), sedikitnya ada delapan video kemarahan Edy Rahmayadi yang viral di jagad maya dan mengundang banyak cemohan nitizen. Diantaranya : Gubernur Sumut Edy Rahmayadi marah dan menjewer telinga Pelatih Biliar PON Sumut, Choki Aritonang, karena Choki tidak bertepuk tangan saat Gubsu berpidato (27 Des. 2021); Pada 6 Mei 2021, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi marah kepada Walikota Medan Bobby Nasution, karena persoalan lokasi karantina WNI Sumut di Medan. Bobby Nasution kecewa, Pemko Medan tidak dilibatkan dalam menentukan lokasi karantina terhadap WNI yang berada di Kota Medan. Keluhan Bobby malah ditanggapi secara emosional oleh Edy Rahmayadi.

Lalu, Gubsu Edy Rahmayadi saling ngotot dengan Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Sibaran, prihal sekolah tatap muka bakal digelar di Tapteng meski Gubernur Edy tak memberi izin. Pembukaan sekolah tatap muka di Tapteng dilakukan, karena Kemendikbud sudah memberi izin sekolah dibuka dengan berbagai syarat (4 Febr. 2021). Esoknya, Edy marah dan mengatakan tak akan menyetujui pembukaan sekolah tatap muka selama pandemi Covid-19 belum usai.

Pada 24/9/2018, Gubsu Edy Rahmayadi marah ketika diwawancarai oleh wartawan tv Aiman Witjaksono. Edy tidak terima dengan pertanyaan Aiman : "Apakah Anda merasa terganggu ketika tugas Anda, tanggung jawab Anda sebagai gubernur dan Ketua PSSI?" Bukannya menjawab pertanyaan Aiman, Edy malah balik bertanya dengan ekspresi marah : "Apa urusan Anda menanyakan itu?"

Pada 21 Sept. 2018, Gubsu marah-marah dan menampar suporter PSMS Medan, di Stadion Teladan Medan saat pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan. Pada menit ke 65, Edy Rahmayadi yang duduk di Tribun VVIP, turun menjumpai suporter yang menyalakan flare, sembari marah-marah dan menampar seorang penonton; Sedangkan pada 13 Sept. 2018, Gubsu Edy Rahmayadi mengusir seorang demonstran perempuan dari Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara, saat melakukan unjuk rasa untuk memprotes tindakan aparat yang menangkap kapal kecil milik nelayan. Edy merasa tidak senang omongannya disanggah. ibu yang tidak diketahui identitasnya itu sempat menolak diusir, sampai akhirnya beberapa petugas keamanan mengajaknya keluar.

Selain itu, ada beberapa kegaduhan lain yang dilakukan Edy. Misalnya Edy berdebat dengan seorang pengunjuk rasa mahasiswa dari HIMMAH Sumut, beberapa kali konflik dengan wartawan, bahkan saat Edy masih menjadi Cagubsu, serta beberapa kegaduhan lainnya.

Mohon Ma’af

Kesadaran atas keberadaan kita sebagai manusia, adalah kesadaran bahwa kita -- apapun pangkat dan kedudukan kita -- adalah makhluk yang lemah, makhluk yang pasti bisa dan mudah berbuat salah dan silaf. Bentuk kesadaran semacam ini, akan mendorong kita untuk dengan mudah pula meminta ma’af sekaligus memberi ma’af. Dan kesediaan kita meminta ma’af, bukanlah sebuah kehinaan melainkan adalah derjat manusia yang mulia : manusia bermartabat!

Sebaliknya, keengganan kita meminta ma’af adalah bentuk perlawanan kita terhadap keberadaan kita sebagai manusia dan sebagai makhluk lemah. Dikhawatirkan, keengganan kita meminta ma’af bisa mendorong kita menjadi manusia yang hina!

Kasus ‘Jeweran Sontoloyo” yang dialami pelatih billiard Choki Aritonang, tidak akan berkepanjangan jika Gubsu Edy Rahmayadi berkenan meminta ma’af, terserah bagaimanapun caranya. Edy Rahmayadi dan orang-orang di sekelilingnya, tidak perlu mencari-cari pembenaran yang aneh-aneh. Sebab, pembenaran itu tidak menjernihkan masalah yang ada, melainkan hanya membuat masalah menjadi keruh dan liar entah kemana.

Dan kini, masih ada sisa waktu sekitar Setahun Sembilan Bulan bagi Eramas untuk memimpin Sumatera Utara. Ayolah, mari kita mulai saling jabat tangan dan saling rangkul dengan semua elemen masyarakat. Tak perlu lagi ada kegaduhan, sehingga visi-misi “Sumut Bermartabat” mudah-mudahan bisa terwujud.

Ayo, jabat tangan dimulai : “Mohon ma’af, aku silaf…”

*Penulis adalah Jurnalis Senior, Choking Susilo Sakeh.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com