Kronologis Lengkap Pemukulan yang Menimpa Jefri Barata Wartawan di Madina

Sebarkan:
Jefri Barata wartawan media Online di Madina korban penganiayaan sekelompok pria. (foto:dok/mm)

MADINA - Kasus penganiayaan yang dilakukan sekelompok pria terhadap Jefri Barata Lubis (42), wartawan media online di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, beberapa hari terakhir menyita perhatian publik tanah air.

Lalu bagaimana kronoligis dan penyebab sehingga Jefri Barata menjadi korban main hakim sendiri yang dilakukan sekelompok pria? Berikut penjelasan Jefri Barata kepada sejumlah wartawan, Minggu (6/3/2022).

Cerita Jefri penganiayaan sekelompok pria yang terekam CCTV terjadi Jumat (4/3/2022)malam di Lopo Mandahiling Coffe, Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan. Dia menduga, penganiayaan yang dialaminya berkaitan erat dengan berita-berita tambang emas diduga ilegal di Kabupaten Madina yang gencar ditulisnya.

Sebelumnya penganiayaan yang dialaminya, seorang pengusaha tambang emas ilegal menghubunginya melalui handpone rekannya. "Hallo sudaro (saudara)," kata si pengusaha. Jefri lalu menjawab "Apa itu Ketua," jawabya. 

"Tolonglah masalah pemberitaan janganlah disambung lagi," pinta si pengusaha tambang sebagaimana disampaikan Jefri. Selanjutnya si pengusaha akan mengutus orang suruhannya untuk menemui Jefri.

Selanjutnya, sambung Jefri, si pengusaha tersebut mengatakan, "Kemarinkan ada Pak Bode ke rumah Bapak, ia sedang sakit. Jadi yang meluruskannya ini ada anggota kita AH dan A yang lain jangan dengarkan," pesan si pria kepada Jefri.

Dari perbincangan ini, maka disepakati pertemuan Jefri dengan orang suruhan si pengusaha dilakukan usai Salat Jumatdi salah satu rumah makan di Kelurhan Dalan Lidang, Kecamatan Panyabungan.

Sekira pukul 14.00 WIB, AH selakku orang suruhan si pengusaha menghubungi Jefri. "Dimana pak Jef," kata AH. "Saya lagi mau makan," jawab Jefri. "Boleh nggak habismakan kita Wali Nyoya ketemuannya" kata si Pria. Namun Jefri mengarahkan pertemuan agar dilakukan di LG.

Selanjutnya Jefri bertemu dengan pria berinisial AH dan rekannya A. Ketiganya ngobrol sambil minum kopi, sekaligus kedua pelaku bertanya prihal solusi terkait pemberitaan.

"Saya gak bilang apa-apa. Terserah kalian lah aku bilang. Nanti kalau aku yang sebutkan, kalian bilang aku pemerasan," kata Jefri kepada kedua pria tersebut. "Jadi tidak bisa simpulkan," kata AH kepada Jefri.

"Tidak bisalah. Kalianlah yang sebutkan gimana, baru saya akan bawa ke forum tim-tim kami," pesan Jefri. "Okelah, kami akan melaporkannya kepada ketua kami dulu," sebut si AH dan A. Karena tidak ada kesepakatan, maka pertemuan buar.

Sekira pukul 17.00 WIB, lanjut Jefri, pelaku A kembali menghubunginya sembari mengabarkan "Sudah ada jawaban dari ketuanya," kata si A kepada Jefri. Maka dilakukan pembicaraan lanjutan malam itu.

Sekira pukul 19.00 WIB, si A kembali menghubungi Jefri. "Ketemuan dimana bang di Mandheling Coffe apa di Lia Garden," kata si A. Oleh Jefri diarahkan ke Mandhailing Coffe.  Sebelum keluar rumah, Jefri memberitahukan pertemuan ini dengan rekannya Sawal. Setibanya di lokasi, pelaku A sudah duduk menunggu.

Permbincangan keduanya semakin akrab sembari menikmati hidangan kopi panas. Ketika pelaku mendesak, Jefri tetap tidak menyebutkan apapun. "Ketika aku bilang aku gak bisa ngomong, si A tampak gelisah." sebut Jefri.

Sejurus kemudian pelaku A tampak memberi hormat kepada seseorang yang berada di belakang Jefri. Spontan Jefri berbalik badan, sejurus kemudian pelaku A memukul wajah Jefri sembari kabur. "Saya beridiri lalu dan heran karena kami ngobrolnya enak pertamanya, trus udah rame ni saya bilang apa ini, apa salah saya sama kalian langsung ngejar dan di situ saya dipukulin dan dikroyok," kata Jefry.

Selain itu Jefri juga menyebutkan dalam pemberitaan yang ditulisnya tidak pernah menyinggung Ormas dan OKP. "Tidak pernah saya menyinggung, bisa dicek itu," tutup Jefri. (fadli/mm)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com