MEDAN - Peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, berpotensi mendorong kenaikan harga. Pada Maret 2022, inflasi mencapai sebesar 0,71% (mtm) atau 3,26% (yoy) yang didorong kenaikan harga tanaman hortikultura seperti cabai merah.
“Berdasarkan pengamatan hingga menjelang Idul Fitri, harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dan gula pasir cenderung mengalami peningkatan,” ungkap Kepala KPw BI Sumut, Doddy Zulverdi, Selasa (26/4/2022) dalam kegiatan Bincang Bareng Media.
Sementara itu, ia menerangkan jika harga komoditas lainnya seperti daging sapi, cabai merah, serta cabai rawit terpantau menunjukkan tren penurunan, dan untuk harga komoditas pangan lainnya relatif stabil.
Sebagai antisipasi kenaikan harga pada masa HBKN serta untuk memastikan ketersediaan barang di pasar, TPID Sumatara Utara dan TPID Kab/Kota bersama Satgas Pangan dan Bulog telah melaksanakan monitoring harga dan sidak pasar selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Bank Indonesia juga menghimbau agar masyarakat tetap berbelanja secara bijak dan sesuai kebutuhan agar kestabilan harga tetap terjaga.
Inflasi Sumatera Utara pada bulan April 2022 diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya pada komponen volatile food (komoditas hortikultura dan perikanan) seiring dengan melimpahnya pasokan (musim panen) yang juga didukung dengan cuaca yang baik.
Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh pemulihan ekonomi, tercapainya herd immunity, penanganan pandemi COVID-19 yang semakin baik, serta mobilitas masyarakat, dan permintaan yang meningkat.
Berbagai potensi sumber tekanan inflasi, baik dari internal maupun eksternal, perlu menjadi perhatian untuk menjaga pengendalian inflasi tahun 2022.(Ahmad Rizal)