Memperingati 65 Hubungan Bilateral, Gowes Dua Bangsa Digelar di Medan

Sebarkan:
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memelepas star Gowes Dua Bangsa di Lapangan Merdeka, Medan. (foto/ist)
MEDAN (MM) – Memperingati 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Malaysia, Konsulat Jenderal (Konjen) Malaysia menggelar Gowes Dua Bangsa dengan tema “Sepeda Rekreasi Kita Tingkatkan Ikanan Dua Bangsa”.

Goews Dua Bangsa digagas Konjel Malaysia dibuka langsung Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang dipusatkan di lapangan Benteng, Medan, Minggu (21/8/2022).

Konjen Malaysia, Aiyub Umar mengatakan, Gowes Dua Bangsa diikuti 650 peserta dan diramaikan 35 sponsor dari dua negara. “Alhamdulillah berkat dukungan Bapak Gubernur dan Dinas terkait acara ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar,” kata Aiyub kepada media di Medan.

Sambung Aiyub, Beliau menambahkan kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperingati hubungan diplomatik kedua negara, tetapi juga menjadi ajang dalam mempererat tali silaturahmi antara warga negara Indonesia-Malaysia. Diharapkan nantinya kerja sama ini dapat terus terjalin lebih baik lagi. Selain gowes, acara diisi dengan kegiatan donor darah, pangkas rambut, lucky draw dan lainnya.

Gowes Dua Bangsa digelar sekira pukul 07.00 WIB dan selesai pada pukul 09.00 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lainnya.

Semarak Gowes Dua Bangsa juga diramaikan dengan artis Ezad Lazim yang didatangan khusus dari Malaysia tampil dengan lagu “Buih Jadi Permadani” yang begitu popular di Indonesia.  

“Kami sangat berbesar hati sebab saat pendaftaran ditutup masih banyak lagi yang ingin mendafar untuk menjadi peserta, namun untuk menjaga Prokes dan keselamatan peserta kami batasi hanya 650 peserta saja,” ujarnya.

Warga Malaysia akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-65 pada 31 Agustus, sedangkan Indonesia telah merayakannya yang ke-77 pada 17 Agustus . Aiyub berharap program ini menjadi faktor pendorong aktifnya kembali Dialog MALINDO (Malaysia-Indonesia) antara Majlis Pemuda Malaysia dan Komite Nasional Pemuda Indonesia agar lebih banyak menghasilkan kegiatan kerjasama di berbagai bidang.

Program bersepeda atau “gowes” dalam istilah lokal dipilih mengingat kegiatan tersebut berkembang pesat dan menjadi 'tren' berolah raga di kota Medan yang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan kota terbesar ketiga di Indonesia dengan 2,4 juta penduduk. 

“Saya ingin penyatuan komunitas kedua negara ini dilakukan melalui kegiatan bersepeda dan dapat dijadikan sebagai alat diplomasi melalui bersepeda atau bisa kita sebut dengan “Bicycle Diplomacy”. 

Misi utama saya adalah membentuk rasa hormat dan menumbuhkan rasa bersahabat oleh kedua belah pihak masyarakat tetangga dan tidak terbawa perasaan emosional terhadap propaganda media sosial (medsos) saat ini yang sering 'menyerang' atau membawa provokasi emosional masyarakat. yang mudah tersentuh oleh isu kedaulatan yang ekstrim. Kadang-kadang ada masalah di antaranya sumber dan kebenarannya belum diverifikasi tetapi dianggap benar. Dan akhirnya ketika diselidiki, ternyata tidak benar.

Hubungan bilateral Malaysia-Indonesia saat ini sangat aktif, akrab dan pada tingkat yang baik namun perkara-perkara kecil sememangnya mempunyai potensi provokatif dan dapat memburukkan keadaan dalam ruang masa yang singkat melalui sosial media (medsos). 

Jadi, zaman ini adalah zaman “perang psikologi” antara masyarakat satu negara dengan negara yang lain. Bukan seperti zaman dahulu yang mana peperangan melibatkan pertumpahan darah antara negara” kata Aiyub. “Kami berharap persahabatan kedua negara dapat ditingkatkan lagi melalui acara G2N”. 

Ia tidak hanya melibatkan pemerintah daerah di Provinsi Sumut sahaja, tetapi sasarannya (target) adalah generasi muda dan masyarakat di Medan khususnya.

Aiyub berharap acara ini dapat menjadi agenda tahunan dengan melibatkan lebih banyak lagi stake holder Malaysia dan Indonesia di Sumatera Utara. (arie)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini