Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Yusrizal Batubara, mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan konvergensi masing-masing Dinas, Instansi, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Asahan.
Dikatakan Yusrizal, Asahan telah melakukan aksi kepada masyarakat dalam percepatan penurunan stunting, dan pihaknya menunggu hasil dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.
"Kita berharap angka pravelensi stunting di Kabupaten Asahan dapat menurun dari 18,9 % dapat turun menjadi 15,5 % di tahun 2022 ini", tutup Yusrizal.
Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Drs. Muhilli Lubis mengatakan kita ketahui bersama stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme.
Dijelaskan Muhilli, besarnya peran pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan stunting, maka diperlukan sumber daya pendampingan yang berkualitas. Disini diperlukan peran kita bersama baik para OPD, para Camat se-Kabupaten Asahan dan Instansi terkait untuk dapat mendukung program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan.
"Dengan dilaksanakannya konsolidasi dan koordinasi percepatan penurunan stunting, saya menyambut baik selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Asahan, yang mana ini merupakan wujud kita dalam mendukung visi misi Pemerintah Kabupaten Asahan yaitu Asahan Sehat," kata Muhilli di hadapan OPD, Pengurus TP PKk Kabupaten Asahan, Camat se Asahan. (ismanto)