Ronald Alang Pujaa Kusuma, Mahsiswa jurusan Ekonomi Syriah UIN Imam Bonjol Padang.(foto/ist) |
Di Kabupaten Dharmasraya yang mulanya harga sawit mencapai 2.800/Kg, Pada saat menjelang tahun baru harga sawit jauh merosot mengalami penurunan menjadi 1.700/Kg.
Penurunan harga TBS ini sangat membuat para petani di Kabupaten Dharmasraya mengalami penurunan omset atau pemasokan, Pada saaat melalukan wawancara kepada salah satu petani sawit yang ada di Dharmassraya,Suroto pada jumat 30,Dsember 2022 mengatakan bahwa harga TBS mengalami penurunan karena banyak pabrik sawit yang tutup karena akhir tahun, dan banyak sawit-sawit yang di jual murah kepada pengempul di sana, mereka membeli TBS yang tidak dapat di jual ke pabrik dengan harga yang sangat murah.
Selain itu Tim Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit juga menetapkan harga TBS untuk kelompok umur enam tahun sebesar Rp 2.800 dan tujuh tahun Rp 2.188 per per kilogram. Sementara untuk kelompok umur delapan dan sembilan tahun masing-masing Rp 2.227 dan Rp 2.233 per kilogram.Sekarang semuanya sama di beli dengan harga Rp 1.700 paling tinggi (mahal)
Bukan hanya pengusaha, melainkan petani sawit pun juga merasakan kesulitan lebih parah. Harga TBS saat ini sudah menyentuh titik terendah, mencapai Rp 1.700/Kg dari harga normal di kisaran Rp 2.800/Kg.
Karena itu, Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Moeldoko mengatakan untuk mengingatkan para petani sawit agar bisa bijak mengatur keuangan, terutama di situasi ketidak pastian seperti saat ini. Harga tandan buah segar (TBS) petani belum normal setelah anjlok karena adanya penutupan pabrik sawit.
"Perlunya petani sawit itu me-manage keuangannya dengan baik. Kita punya pengalaman selama ini tidak ada yang bersifat, semua naik turun-naik turun sama dengan kehidupan kita.
Para petani sawit di Khabupaten Dharmasraya berharap agar pabrik setelah tahun baru agar bisa beroperasi kembali dengan cepat dan harga TBS di pabrik setelah tahun baru akan menjadi lebih naik lagi dari sebelumnnya. (*)
Penulis: Ronald Alang Pujaa Kusuma, Mahsiswa jurusan Ekonomi Syriah UIN Imam Bonjol Padang.