Drama Hasyim-Bobby, Nah…

Sebarkan:

Choking Susilo Sakeh.
NAH, betul kan, ini cuma drama menjelang Pemilu 2024!

Pada awalnya, Hasyim, SE., Ketua DPRD Medan yang juga Ketua PDIP Medan,  mengeluarkan pernyataan keras, minta BPK mengusut proyek ‘Lampu Pocong’ yang pengerjaannya dinilainya asal-asalan. Dua hari kemudian, Walikota Medan Bobby Nasution, membalas dengan mengeluarkan pernyataan yang juga tak kalah kerasnya, bahwa Ketua DPRD Medan suka titip-menitip. Tak menunggu lama, dua hari kemudian, Hasyim dan Bobby, ngopi bareng di sebuah café di Medan sambil ber-salam komando, didampingi Ketua dan Sekretaris DPD PDIP Sumut, Rapidin Simbolon dan Soetarto (detiksumut.com, 18 Maret 2023).

Ketika terjadi ‘adu pantun’ antar kedua petinggi Kota Medan yang kebetulan sesama kader PDIP ini, muncul beragam tanggapan publik  – terutama di media sosial. Sebahagian besar mendukung Hasyim, tapi tak sedikit pula yang mendukung Bobby Nasution.

Ada pula yang menilai, bahwa komunikasi antar keduanya kurang bagus. Ada pula komentar, PDIP memang harus meninggalkan Bobby Nasution karena kinerjanya tidak ada yang mengagumkan. Dan ada pula pendapat, ini cuma drama politik menjelang tahun politik untuk kepentingan Pemilu 2024. 

Dari tiga rangkaian peristiwa tersebut  -- pernyataan keras Hasyim, pernyataan balasan Bobby dan ngopi bareng  --  akhirnya terjawab sudah, apa sesungguhnya yang terjadi. Yakni, Hasyim dan Bobby Nasution sedang bermain drama politik. Sayangnya, ya sayangnya, penyusunan skenarionya terasa sangat lemah sekali.

Maka, Cukup Sekianlah…

Nah, betul kan!

Sesungguhnya, tak ada yang salah ketika pejabat publik yang berasal dari politisi bermain drama politik untuk kepentingan politik electoral. Dan sebagai politisi, Hasyim maupun Bobby Nasution semestinya sudah cukup fasih bermain drama, baik untuk mengangkat citra pribadi maupun citra kelompok dan partainya. Catatannya : fasih itu tidaklah sertamerta berarti canggih. Sebab, kelewat banyak lakon drama Hasyim, terutama Bobby Nasution, yang rendahan dan gampang dibaca publik.

Termasuk drama tentang ‘Lampu Pocong’ dan ‘Titip-menitip’ ini!

Bahwa Hasyim dan PDIP Medan teramat sadar, jika kinerja Bobby Nasution akhir-akhir ini semakin mengundang kesal warga Medan. Hasyim dan PDIP Medan pun teramat sadar, bahwa popularitas dan elektabilitas Bobby Nasution cenderung menurun. Dan kesemuanya, sebagaimana banyak dirasakan warga Medan, dikarenakan lemahnya aspek pengawasan Bobby Nasution terhadap pengerjaan beberapa proyek pembangunan yang sedang berjalan.

Kondisi ini tentu mencemaskan bagi PDIP Medan di dalam menghadapi Pemilu 2024 nanti. Karenanya, harus dilakukan ‘sesuatu’ untuk Kembali meraih simpati masyarakat. Sesuatu itu, bentuknya adalah kritik PDIP Medan terhadap kinerja Bobby Nasution. Dan kritik tersebut, tentunya mesti by design sebagai sebuah drama politik.

Drama politik semacam ini adalah wajar dan sah-sah saja. Yang menjadi masalah kemudian, adalah lemahnya penyusunan skenario dari drama tersebut. Lebih khusus lagi, Hasyim dan Bobby Nasution kurang cermat memperhitungkan reaksi publik atas adu pantun yang mereka lakukan tersebut.

Beragam reaksi publik yang muncul dan kurang cermat diperhitungkan itu, membuat Hasyim dan Bobby Nasution menjadi gagap dan gugup. Dan akhirnya, memaksa PDIP Sumut mesti turun tangan secepatnya, dengan mengadakan acara ngopi dan salam komando. Maka, cukup sekianlah drama Hasyim-Bobby Nasution kali ini.

Sekali lagi, tidak ada yang aneh tentang drama politik di dalam dunia politik. Yang menjadi aneh itu, adalah ketika skenarionya disusun dengan lemah tanpa memperhitungkan berbagai aspek yang bakalan muncul sebagai reaksi dari drama politik tersebut.

Mangkanya…

-------------------------------------

Penulis adalah jurnalis dan masih taat membayar pajak.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com