Kota yang (Lagi) Berantakan

Sebarkan:
Choking Susilo Sakeh

ADUHAI, Kota Medan (lagi) berantakan…

Andaipun memakai kacamata kuda,  maka kita akan dengan gampang dapat menemukan ‘keberantakan’ Kota Medan saat ini. Yak, di beberapa kawasan Kota Medan, memang sedang ada pengerjaan beberapa proyek pembangunan. Sedangkan di beberapa kawasan lainnya, sepertinya segala kerusakan infrastuktur sengaja dibiarkan.

Di inti kota, sedang dilakukan pekerjaan me-revitalisasi (kata masyarakat awam : ‘memporak-porandakan’) Lapangan Merdeka. Dikerjakan sejak tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp 91 miliar, dan pada tahun 2023 proyek ini memakai anggaran sebesar Rp 313 miliar. 

Di seputaran Kesawan, ada proyek riol dan pembuatan trotoar. Lalu, di beberapa ruas jalan utama, ada pengerjaan ‘Lampu Pocong’ berbiaya Rp 25,7 miliar. Ini adalah model lampu yang berbaris rapat di kanan-kiri jalan.

Semua proyek itu mulai dikerjakan sejak tahun 2022 lalu, dan semuanya terasa cukup menganggu para pengguna jalan yang notabene adalah para pembayar pajak. Yang membuat proyek tersebut terkesan ‘berantakan’ dan ‘mengganggu’, dikarenakan ada dugaan lemahnya pengawasan terhadap pengerjaan semua proyek pembangunan tersebut. Kenapa aspek pengawasannya terkesan lemah, cuma Bobby Nasution-lah yang tau jawabannya.

Akan halnya di beberapa kawasan Kota Medan lainnya, keberantakan itu banyak dilihat dalam bentuk lobang-lobang di jalan raya, beberapa titik genangan air (bukan banjir, ya), parit yang sumbat dan seterusnya, dan seterusnya.

Aduhai, kotaku (lagi) berantakan…

Adu Pantun

Kondisi kota yang (lagi) berantakan ini, sudah berjalan lebih dari tiga bulan terakhir ini. Beragam keluhan dan protes warga Kota Medan gampang ditemui di media sosial, tapi jarang muncul di media massa. Gedung DPRD Medan pun nyaris senyap, tak terdengar hiruk-pikuk mengkritisi kondisi tersebut.

Di tengah keberantakan dan kesenyapan tersebut, tiba-tiba Ketua DPRD Medan, Hasyim SE., bersuara lantang. Hasyim minta BPK melakukan Audit proyek lampu jalan di Medan, karena dinilai pengerjaannya asal-asalan (mimbarumum.co.id, 13 Maret 2023).

Walikota Medan, Bobby Nasution, tak mau kalah telak. Bak berbalas pantun, Bobby pun mengeluarkan pernyataan tajam, seakan menyindir Ketua DPRD Medan. Dua hari setelah pernyataan Ketua DPRD Medan, Bobby mengunggah video di instagram pribadinya, ‘menyindir’ Ketua DPRD yang suka titip-menitip, namun Bobby tidak merinci secara pasti apa bentuk titipan Ketua DPRD Medan tersebut (detiksumut.com, 16 Maret 2023).

Pernyataan Ketua DPRD Medan tersebut, tentu menggembirakan banyak warga Kota Medan, tetapi sekaligus juga mengherankan. Menggembirakan, karena DPRD Medan selama ini nyaris tak terdengar mengkritisi pengerjaan berbagai proyek tersebut. Mengherankan, karena Hasyim SE adalah juga Ketua DPD PDI-P Kota Medan. Sebagaimana diketahui, PDIP adalah partai pengusung dan pendukung utama Bobby Nasution saat maju pada Pilkada Medan tahun 2020. Bahkan, Bobby Nasution pun kemudian masuk menjadi kader PDIP.

Ada banyak asumsi tentang adu pantun kedua petinggi Medan ini. Ada yang bilang, komunikasi Bobby dan Hasyim akhir-akhir ini kurang bagus. Bisa juga, ini sekedar ‘drama politik’ menjelang Pilkada Medan tahun 2024 nanti. Mungkin pula, PDIP merasa harus meninggalkan Bobby Nasution karena kinerjanya hingga kini kurang memuaskan masyarakat Medan. 

Apapun pendapat publik tentang adu pantun Bobby vs Hasyim ini, yang tau persis tentulah cuma mereka berdua saja. Masyarakat Medan hanya bisa menduga-duga saja, sambil menikmati kotanya yang (lagi) berantakan.

Butuh Keberanian

Ketika berkunjung ke Medan pada puncak HPN 9 Febr.2023 lalu, Presiden Jokowi sempat beberapa hari berada di Medan. Saat bersepeda dan jalan kaki di lokasi CFD seputaran Lapangan Merdeka, Jokowi mengatakan bahwa dibutuhkan keberanian untuk menata Kota Medan (analisadaily.com, 12 Febr.2023).

Aku tak faham persis, apa yang dimaksud Jokowi dengan ‘butuh keberanian’ itu, dan keberanian macam apa yang dibutuhkan tersebut. Tapi yang coba kufahami kemudian, bahwa ‘keberanian’ itulah yang sepertinya menjadi salah satu modal Bobby Nasution di dalam melakukan pengerjaan beberapa proyek pembangunan di Kota Medan saat ini. Tapi, aku tetap saja tak faham, keberanian macam apa yang dijadikan modal oleh Bobby Nasution tersebut.

Andai kata ‘keberanian’ itu muncul dari asumsi bahwa “Medan adalah kota para preman dan ketua”, sehingga dibutuhkan keberanian seorang walikota untuk meminimalisir ‘gangguan’ dari para preman dan ketua terhadap pembangunan kota; maka ini adalah asumsi yang mengundang perdebatan dan cenderung salah.

Bahwa benar Medan adalah kota para preman dan ketua. Tapi, kalau kita mau belajar sejarah panjang peradaban Kota Medan yang kemudian membentuk karakter khas ‘Anak Medan’, maka kitapun kemudian akan faham, bahwa tidak dibutuhkan ‘keberanian’ untuk menghempang gangguan para preman dan ketua tersebut.

Anak Medan keras? Ya, tapi tidak kasar. Anak Medan spontan, tak perlu basa-basi dan tak suka sok jaim. Anak Medan sangat menghargai musyawarah. Sebuah rangkulan di bahu lawan, sudah cukup mencairkan segala masalah.

Sesungguhnya, ‘kolaborasi’ yang menjadi tagline Bobby Nasution memimpin Kota Medan, sangatlah sesuai dengan karakteristik Anak Medan. Namun, dalam prakteknya, kolaborasi model Bobby Nasution adalah ‘kolaborasi sor sendiri’. Dan jangan-jangan, kolaborasi model Bobby ini cuma dibeking oleh ‘keberanian’ semata. Maka, taklah mengherankan jika banyak warga Medan nyaris tak pernah peduli dan mau berpartisipasi dengan berbagai kegiatan Pemko Medan.

Bahwa benar, Bobby Nasution memang lahir di Medan. Namun sejak SD hingga S2, ia tak pernah beraktivitas di Medan. Jejak rekam aktivitas Bobby di Medan, hanya selintas pintas. Meski begitu, jika Bobby Nasution mau mempelajari sejarah dan karakteristik Anak Medan, maka Bobby Nasution akan menjadi lebih mudah memimpin Kota Medan. 

Tapi, sudahlah, biarlah waktu yang akan menjawab : Akankah Bobby Nasution mampu menjadikan Kota Medan (tak lagi) berantakan.

Mangkanya…

---------------------------

*Penulis adalah Jurnalis; Anak Medan Asli, taat membayar pajak.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com