Dinilai Belum Maksimal, Bupati Toba Poltak Soroti Kinerja Kadisbudpar

Sebarkan:
Suasana pelatihan pemandu pariwisata Kabupaten Toba. (foto:mm/ist)
TOBA (MM)   – Bupati Toba Poltak Sitorus menilai keras kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) belum maksimal dalam menggali potensi wisata yang ada.

Kritikan ini disampaikan Poltak dalam kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata Profesional yang digelar Disbudpar Toba selama 13-16 November 2023 dan dibuka Kadisbudpar Rusti Hutapea, Senin (13/11/2023).

Di hadapan peserta pelatihan yang terdiri dari masing-masing kecamatan se-Toba, Poltak mengatakan pelatihan ini belum maksimal, dan dia tak yakin peserta dapat menyerap ilmu selama mengikuti pelatihan yang dilakukan Disbudpar.

“Seharusnya Disbudpar sudah menyiapkan buku saku sebagai panduan yang dapat dipraktikan pemandu wisaya di lapangan. Jangan sampai mereka di lapangan meraba-raba. Jadi mereka bisa menerapkannya secara nyata di lapangan,” pungkas Poltak.

Bupati juga meminta Disbudpar untuk menyusun buku terkait situs sejarah, budaya hingga Stroytelling. Dengan begitu maka pemandu wisata yang diberi bekal pelatihan dapat memahami strategi menggaet wisata sehingga dapat berlama-lama menetap di Toba. Dengan begitu maka ekonimi pemandu wisata bertambah, pendapatan usaha meningkat dan PAD daerah bertambah.

“Dinas Pariwisata harus menyusun buku, masing-masing desa menggali potensinya sehingga menjadi pandua bagi semua orang. Gali potensi wisata secara profesional,” tegasnya.

Untuk menjalankan pariwisata dibutuhkan kerja keras dan keseriusan semua pihak, khususnya Disbudpar serta membutuhkan anggaran yang besar. “Ini diperlukan keseriusan dan promosi sehingga wisatawan beta untuk melakukan perjalanan,” ujarnya.

Sebelumnya Kadisbudpar Toba Rusti Hutapea mengatakan, pemandu harus mampu mempengaruhi atau mensugesti wisatawan agar betah berlama - lama di kabupaten ini untuk menghabiskan uangnya yang sudah dibekali para wisatawan dalam memuaskan hasratnya dalam berlibur.

“Wisatawan harus bisa menggunakan uangnya untuk membeli makanan (kuliner), souvernir, dan menginap di hotel atau homestay sehingga kehadiran mereka berdampak terhadap pelaku wisata untuk meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata. Jangan hanya numpang lewat dengan meninggalkan sampah bukan uang,” kata Rusti. ( nimrot)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini