TOBA (MM) - Standar kesetaraan harga untuk tujuan wisata, khususnya kuliner, minuman dan souvenir sangat penting untuk peningkatan kunjungan wisata bagi wisatawan menengah kebawah, sehingga sebelum berwisata ke suatu daerah mereka sudah mampu mengukur dalamnya saku untuk diraba, berapa banyak pengeluaran yang disediakan untuk menikmati alam dan kuliner khas daerah tersebut dan souvenir sebagai cideramata sebagai tanda telah mengunjungi obyek wisata.
Menurut Pak Sabet Sitorus, warga Kelurahan Pasar Porsea, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Pak Sabet Sitorus sekaligus pemilik bus rental pariwisata, Pemerintah Kabupaten Toba melalui Dinas Koperindag sudah seharusnya memulai standar penyesuaian harga minimal bagi pedagang yang berada di obyek wisata sehingga pariwisata kabupaten ini terjangkau dan murah, meriah dapat dijangkau semua kalangan masyarakat.
Danau Toba sudah dikenal di mancanegara sejak tahun 1980 melalui Kota Parapat dan sudah ramai dikunjungi wisatawan lokal dan luar negeri, namun seiring waktu pengunjung semakin sepi karena standar harga kuliner dan souvenir yang tidak dapat dijangkau oleh wisatawan sehingga kunjungan hanya dilakukan bagi orang kalangan atas.
"Dampak dari hal tersebut, pedagang tidak lagi ramai didatangi pembeli yang berwisata karena harga yang melambung tinggi, memang masih ada pembeli bagi mereka yang datang dari golongan berkantong tebal, tetapi hal tersebut bisa dikatakan terbatas dibanding wisatawan lokal yang datang secara rombongan setiap minggunya, bahkan setiap hari," imbuh Pak Sabet.
Lanjut dia, pengalaman yang terjadi dapat dijadikan pelajaran untuk Kabupaten Toba. Kita harus bisa mewujudkan daerah kita menjadi pariwisata yang dapat dijangkau semua kalangan wisatawan sehingga kami sebagai pelaku wisata yang melayani transportasi selalu mengarahkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Toba.
Dewi Fortuna masih berpihak untuk Danau Toba dimana salah satunya Kabupaten Toba ditetapkan pemerintah pusat menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang mendapat fasilitas promosi besar - besaran untuk kembali di lirik dunia dengan event internasional seperti yang akan di gelar dalam waktu dekat.
"Kerap kali wisatawan yang menyewa (rental) sarana transportasi kita, menyarankan agar membawa ketempat obyek wisata yang dapat terjangkau dan memiliki spot wisata bagus. Jangan ketika digelar suatu event kunjungan menjadi ramai, bisa dikatakan ini kunjungan dadakan atau aji mumpung," pungkasnya.
Menanggapi saran yang diberikan, Kepala Dinas Koperindag Toba, Salomo Simanjutak pada Selasa (14/11/2023) tidak menampik kendala standar harga bagi pedagang menjadi dampak kunjungan wisata semakin menurun dan daya beli wisatawan berkurang bahkan tidak ada, menjadikan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata tidak terwujud.
"Secara berkala sudah dilakukan sosialisasi kepada pelaku kuliner dan souvenir untuk menyetarakan harga untuk dapat dijangkau semua golongan wisatawan, dengan untung sedikit banyak pembeli setiap waktunya, daripada banyak untung pembeli jarang tidak setiap waktu," kata Salomo.
Sambung Salomo, dianjurkan kepada pedagang untuk membuat daftar menu dan harga serta menyamakan harga untuk pelaku pedagang kuliner, minuman dan sovenir sehingga pengunjung sudah dapat menentukan isi kantong mereka sebelum berwisata kedaerah kita, tidak lagi meraba - raba dan terjebak pembayaran yang tinggi saat melakukan pembayaran.
"Kenyamanan yang dirasakan wisatawan akan tersebar kepada sanak saudara mereka, bercerita wisatawan yang ramah untuk kantong semua golongan ekonomi masyarakat , dampaknya mereka akan kembali mengunjungi untuk berwisata berkali - kali dengan demikian pelaku wisata sudah memanfaatkan secara maksimal kondisi alam Danau Toba di Kabupaten Toba untuk peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata," kata Salomo menjelaskan.
Untuk memaksimalkan pencapaian kesetaraan standar harga yang dapat terjangkau Dinas Koperindag akan bekerja keras menyakinkan pelaku wisata dengan menggandeng beberapa dinas, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sehingga terwujud berwisata ke Kabupaten Toba dengan biaya 100.000 sudah dapat seharian menikmati panorama Danau Toba tidak mengalami kelaparan.
"Pengunjung tidak lagi membekali makanan dari rumah, karena sudah lebih ringkas membeli di obyek wisata dengan kondisi keuangan yang tidak terlalu banyak sudah menikmati seluruh fasilitas obyek wisata, mulai dari alam , kuliner dan oleh - oleh, hasilnya kesejahteraan masyarakat terwujud dari sektor pariwisata," sebut Kadis Koperindag optimis. (Nimrot)