IPAL RPH Balige Tak Sesuai Standar Disinyalir Cemari Lingkungan dan Danau Toba

Kondisi IPAL RPH Balige.

TOBA (MM) - Rumah Potong Hewan (RPH), Dinas Pertanian, Kabupaten Toba sejak puluhan tahun tidak peduli dengan kelayakan tempat pembuangan limbah (IPAL). Sehingga lokasi sekitaran kantor dan tempat pemotongana hewan berbau busuk yang disinyalir mencemari lingkungan yang dapat membawa sumber penyakit bagi warga sekitar. 

Diketahui RPH merupakan penghasil limbah terbesar dari dinas pertanian, sudah sepantasnya memperhatikan proses pengolahan air limbah cair dan kotoran hewan yang dipotong, sehingga tidak mencemari lingkungan. 

Hal itu sudah sepantasnya diperhatikan oleh dinas pertanian, karena lokasi RPH Balige terletak di daerah padat pemukiman dan yang lebih parah lagi limbah tersebut langsung jatuh ke sungai yang terhubung ke Danau Toba yang sudah ditetapkan peneritah pusat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Super Perioritas seharusnya terhindar dari pencemaran. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala RPH Balige, Pison Johannes saat dimintai keterangannya, Senin (06/10/2023) mengakui IPAL yang ada saat ini belum memenuhi kelayakan untuk pembuangan kotoran dan limbah cair untuk ukuran rumah potong. 

"Pengusulan pembangunan IPAL belum diajukan, karena status tanah saat ini masih pinjam pakai dari masyarakat dan bangunan yang ada merupakan bangunan yang dibangun pemerintah Provinsi Sumatra Utara yang dimanfaatkan sampai saat ini oleh Pemerintah Kabupaten Toba, khususnya dinas pertanian, " terang Pison. 

Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Toba, Augus Sitorus saat di mintai keterangannya oleh medanmerdeka.com tidak mengetahui secara pasti kondisi IPAL RPH, berikut status lahan tempat berdirinya Kantor dan tempat pemotongan hewan tersebut. 

"Secara pasti nanti akan kita bicarakan dengan Kepala Dinas Pertanian Toba, kelayakan IPAL dan terkait status kepemilikan lahan akan kita tanyakan ke bagian aset apakah status lahan merupakan aset pemkab atau tidak, " pungkas Augus. (Nimrot Acon)