Wakil Wali Kota Sibolga Sidak Sejumlah Pasar, Harga Sembako Relatif Masih Normal

Sebarkan:
Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas M Lumban Tobing, saat melakukan peninjauan untuk melihat harga pasar, barang-barang expired, barang bersertifikat halal, dan perijinan PIRT, di salah satu swalayan di Kota Sibolga, Rabu (27/12/2023). (foto:mm/jhonny simatupang)
SIBOLGA (MM) - Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas M Lumban Tobing, menemukan harga sembako (pangan) yang sudah mengalami kenaikan menjelang tahun baru 2024.

Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) atau peninjauan di sejumlah pasar tradisionil di Kota Sibolga, Rabu (27/12/2023), dia menemukan hampir seluruh komoditi, seperti beras, cabe, telur, sayur mayur, dan lainnya telah mengalami kenaikan Rp100 hingga Rp2.000 atau 10-15 persen dari harga normal.

Namun, Wakil Wali Kota Sibolga itu menilai kenaikan itu masih normatif atau masih dalam batas toleransi. Terlebih, para pedagang menyebutkan bahwa kenaikan itu hanya bersifat temporary (sementara) dan normal kembali selepas tahun baru 2024. 

"Adapun kenaikan itu sendiri karena mekanisme pasar menjelang tahun baru dan bukan karena tidak ada barang. Sehingga, kita tidak perlu melakukan intervensi pasar seperti sebelumnya," ungkap Pantas, usai melakukan peninjauan harga pasar, barang-barang expired, barang bersertifikat halal, dan perijinan produk industri rumah tangga (PIRT) di sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota Sibolga bersama Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Sibolga, Yuliansyah Andrias, Kepala Bulog Sibolga, Ahmad Fadly, dan lainnya, Rabu (27/12/2023). 

Dalam upaya menjaga atau mengontrol harga pasar tetap stabil di Kota Sibolga, Pemerintah Kota (Pemkot) Sibolga sendiri telah menggelar operasi pasar murah di beberapa titik (wilayah) di daerah itu. 

Pemerintah daerah itu juga bahkan sampai mengoperasikan gudang pendingin tempat penyimpanan buah dan sayur mayur bertehnologi Control Atmosphere Storage (CAS), serta menyalurkan bantuan pangan untuk 8.000 warga Sibolga.

"Harapan kita sebenarnya ekonomi atau harga di pasar sudah bagus, tapi karena mekanisme pasar menjelang tahun baru, sehingga terjadi kenaikan itu. Tapi demikian, kenaikan itu masih normatif atau masih dalam batas toleransi. Dan itu akan turun sendirinya selepas tahun baru, sesuai pengakuan pedagang," ujarnya.

Selain menyoroti harga pangan yang mengalami kenaikan, dia juga pada kessmpatan itu menyoroti isi parsel pedagang atau pemilik swalayan yang kerap dilihatnya berisi makanan dan minuman yang masa kadaluwarsa sudah tidak lama lagi. Sekalipun dari hasil peninjauannya bersama stake holder terkait ke beberapa swalayan di daerah itu, dia tidak menemukan adanya makanan dan minuman kadaluwarsa.

"Harapan kita kepada semua pedagang maupun pemilik swalayan ataubtoko, agar jangan menjual (parsel) yang masa kadaluwarsanya sudah dekat. Karena begitu sampai di tangan masyarakat dan disimpan satu sampai dua bulan, maka makanan dan minuman tersebut sudah tidak layak konsumsi. Kalau sudah tidak layak konsumsi bisa jadi penyakit atau racun," tukasnya. 

Terkait makanan dan minuman kadaluwarsa ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat juga belum ada menemukan makanan dan minuman kadaluwarsa tersebut, baik yang dijual di pasar maupun di swalayan. Hasil itu didapatkan pihak dinkes tersebut dari hasil pemeriksaan rutin yang senantiasa mereka gelar setiap bulannya dan sebelum natal hingga tahun baru mendatang.

"Jadi, sebelum sidak hari ini, sebelum natal kemarin, kita sudah melakukan sidak, baik di swalayan maupun di pasar. Kita juga memang belum ada menemukan makanan dan minuman kaduluwarsa," tukas Sekretaris Dinkes Sibolga, dokter D Pandiangan, yang juga ikut serta dalam peninjauan bersama Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas M Lumban Tobing, dan lainnya itu. 

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga, Yuliansyah Andrias, pada kesempatan itu menyampaikan dua hal. Pertama, dia mengapresiasi pasar murah yang digelar Pemkot Sibolga bersama BI dan pihak-pihak lainnya pada beberapa waktu lalu. Dia menilai, pasar murah itu telah berhasil mengendalikan harga pangan di Kota Sibolga, sekalipun beberapa harga pangan strategis sebagai penyumbang inflasi atau volatile food (vf) cenderung sedikit naik. 

"Lewat hal itu, kita berharap angka inflasi tahun ini atau hingga akhir Desember 2023 sesuai target, yakni 3% plus minim 1," ungkap Yuliansyah. 

Kedua, karena pasokan pangan yang cukup, dia mengimbau masyarakat Sibolga agar berbelanja bijak atau berbelanja sesuai kebutuhan. "Masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemkot Sibolga sudah memastikan pasokan cukup," pungkasnya. (jhonny simatupang) 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com