Suasana pedagang di Limapuluh, menuju kota Medan. (foto:mm) |
SEBULAN lebih pengalihan arus di perempatan lalulintas Kelurahan Limapuluh Kota, Kecamatan Limapuluh, Batu Bara, diberlakukan. Pastinya sejak arus mudik lebaran, Operasi Pekat Toba 2024, lalu. Sejak itupula, belasan pedagang kaki lima disepanjang jalan menuju arah Medan, mati suri hingga tutup, Kamis (25/4/2024).
Pantauan di lapangan, dulunya Simpang Empat Limapuluh, “jantungnya” transportasi antar kota, provinsi hingga antar pulau. Sejak sore hari, jalur lintas timur ini dipadati bus antar provinsi hingga truk-truk antar pulau.
Pada hari-hari besar keagamaan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, idul Adha hingga Tahun Baru, perempatan ini dikenal padat. Menariknya, perempatan Limapuluh, jalur aman bagi pemudik.
Baik siang, pagi hingga dini hari, pemudik yang singgah maupun transit merasa aman dan nyaman. Tak sedikit pemudik yang transit berjam-jam menunggu angkutan umum menuju Tanjung Tiram, Simalungun hingga ke Pematang Siantar, hingga Kota Medan, menghabiskan waktu di warung-warung pedagang sepanjang jalan.
Sejumlah pedagang tutup karena tak ada lagi bus yang melintas. |
Pemandangan-pemandangan mudik lebaran maupun hari-hari besar keagamaan yang dulu tak lagi kita rasakan. Bahkan, pedagang-pedagang kaki lima yang berjualan disepanjang jalan arah ke Kota Medan tak lagi merasakan “kue” lebaran yang mereka dapatkan setahun sekali. Kini usaha yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga tutup dan sebagian mati suri. Pasalnya, angkutan umum yang mereka tunggu tak lagi singgah di jalur mereka.
Kondisi ini banyak disesalkan sejumlah tokoh masyarakat. Banyak pendapat, Satlantas Polres Batu Bara, hanya mau enaknya saja dalam menjalankan tugas mengatasi kemacetan lalulintas, namun tak peduli dengan ekonomi masyarakat.(zein)