Hardi Mulyono. (foto/ist) |
Hal tersebut disampaikan Hardi Mulyono, menanggapi aspirasi masyarakat Sumatera Utara, khususnya kader Golkar, menyangkut peranan Ijeck pasca keberhasilannya terpilih menjadi anggota DPR-RI dan membawa Golkar sebagai partai pemenang di Sumatera Utara pada Pileg 2024.
“Ijeck sarat dengan pengalaman di berbagai bidang, serta berjasa besar di dalam memenangkan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Karenanya, Ijeck sangat layak menjadi salah satu ketua komisi di DPR-RI maupun salah satu Menteri di kabinet mendatang,” ujar Hardi Mulyono, yang juga mantan Sekretaris Partai Golkar Sumut itu, Rabu 929/5/2024).
Hardi Mulyono menyebutkan, dinamika politik menjelang Pilgubsu 2024 sangat dinamis dan cepat, sesuai dengan beragam kepentingan dan pertimbangan yang dimunculkan.
Berbagai informasi akurat yang diterima Hardi Mulyono dari banyak petinggi Golkar di Jakarta, telah berlangsung pertemuan tiga petinggi negeri ini untuk membahas Pilgubsu.
Dari informasi tersebut, Hardi menyimpulkannya bahwa tidak tertutup kemungkinan Ijeck menyatakan tidak bersedia maju sebagai Cagubsu dari Partai Golkar. Atau, tidak tertutup kemungkinan pula, DPP Partai Golkar lebih menginginkan Bobby Nasution, Walikota Medan yang juga menantu Presiden Jokowi, untuk maju sebagai Cagubsu yang diusung oleh Partai Golkar.
“Saya yakin, DPP Partai Golkar sudah punya sikap, setelah melalui berbagi pertimbangan dan kepentingan yang ada. Kini, Golkar tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan sikap partai tersebut,” ujar Hardi Mulyono.
Sebagaimana diketahui, Golkar Sumut menjadi pemenang pada Pileg 2024 dengan memperoleh 22 kursi di DPRD Sumut. Perolehan itu sudah lebih dari cukup untuk mengusung sendiri Cagub di Pilgubsu 2024.
Andai kelak Ijeck memang tidak bersedia menjadi Cagubsu atau DPP Partai Golkar memang lebih menginginkan Bobby Nasution menjadi Cagubsu, maka dipastikan Golkar akan berkoalisi dengan Gerindra. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Bobby Nasution telah mendaftarkan dirinya menjadi anggota Gerindra, sekaligus menyerahkan berkas pencalonannya sebagai Cagubsu di Gerindra Sumut.
Atas Keputusan DPP Golkar tersebut, Hardi Mulyono berharap masyarakat Sumut, khususnya kader Golkar, tidak mesti merasa kecewa. “Sangat jelas, Ijeck tidak berkhianat kepada Partai Golkar dan tidak berniat mengecewakan aspirasi masyarakat. Tapi, begitulah memang dinamika politik,” tegas Hardi Mulyono, yang juga mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut.
Bobby Vs Edy
Dengan demikian, urai Hardi Mulyono lebih lanjut, maka sangat besar kemungkinan Pilgubsu 2024 hanya diikuti cuma dua peserta, yakni Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi, mantan Gubsu sebelumnya. Bobby diusung oleh Golkar dan Gerindra serta beberapa partai lainnya.
Sedangkan Edy Rahmayadi terbuka peluang akan didukung oleh PDI-P dan beberapa partai lainnya. PDI-P sendiri, pada Pileg 2024 kemarin anjlok ke posisi kedua. Namun dengan perolehan 21 kursi di DPRD Sumut, PDIP masih bisa untuk mengusung sendiri Cagubsu.
“Bagi banyak masyarakat Sumut, Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi adalah dua pilihan pahit yang ditawarkan partai politik pada Pilgubsu kali ini. Karenanya, masyarakat harus lebih jeli, untuk memilih mana dari kedua sosok ini yang kadar pahitnya lebih kecil,” ujar Hardi, beranalogi.
Meski demikian, Hardi Mulyono memprediksi, Pilgubsu dengan dua calon tersebut akan berlangsung seru. Apalagi jika perhelatan Pilgubsu 2024 bisa bebas dari cawe-cawe, terutama intervensi dan intimidasi dari penguasa. “Jika Pilgubsu bisa berlangsung bebas dari cawe-cawe penguasa, maka diperkirakan akan berlangsung seru,” ujar Hardi Mulyono. [ch]