Jalinsum Limapuluh Batu Bara tampak sepi pasca beroperasinya jalan Tol Kisaran. (foto:mm/ist) |
Dari pantauan medanmerdeka.com, merosotnya pendapatan masyarakat begitu terasa pasca Hari Raya Idul Fitri 2024 lalu, terutama pedagang kaki lima (P5), warung hingga restoran mulai dari Simpang Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka hingga Sei Balai.
Seratusan pedagang yang sudah berwirausaha puluhan tahun yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dengan berjualan disepanjang jalan kini terancam gulun tikar. “Ya beginilah kondisinya, semua pada sepi ditambah lagi harga-harga naik,” kata Ratna, pedagang kaki lima di Simapang Kuala Tanjung, Senin (20/5/2024).
Dikatakan Ratna, selama ini mereka mengharapkan pembeli dari pengguna kendaraan yang melintas di Jalinsum. Namun kondisi ini berubah drastis tatkala pemerintah membuka jalur Tol Tebing Tinggi – Kisaran. “Mereka tidak lagi berhenti, karena lewat tol jalan lebih cepat,” ujar Ratna yang kini hanya berharap pembeli dari warga sekitar.
Nasib serupa juga dialami pedagang di perempatan Limapuluh, Batu Bara. Kota “transit” yang dulunya. Jalur aktif 24 jam itu kini tampak sepi, sebagian besar pengendara memilih lewat tol untuk menuju Kisaran maupun Pematangsiantar.
Jika tahun-tahun sebelumnya, pedagang meraup untung di kala libur nasional maupun har-hari besar keagamaan, kini hanya mengharapkan pembeli dari warga sekitar. “Kalau begini terus, bisa jadi semua pedagang gulung tikar,” ujar pedagang yang ditemui medanmerdeka.com.
Kondisi ini sudah lebih dulu dirasakan para pedagang di Jalur Sei Rampah, Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumut. (zein)