Kegiatan Pasar Murah yang digelar Disperindag Sibolga di salah satu kecamatan beberapa waktu lalu. (foto:mm/jhonny simatupang) |
"Dari data yang dihimpun petugas pemantau harga di lapangan, hingga sekarang harga beras terpantau stabil. Meski secara bulanan, Kota Sibolga mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm) pada Mei 2024, tetapi beras menjadi salah satu komoditas penyumbang deflasi dengan andil sebesar 0,0461%,” ungkap Ananta kepada wartawan di Sibolga, Kamis (27/6/2024).
Berdasarkan data BPS, pada Mei 2024, Kota Sibolga mengalami inflasi 0,33% (mtm), secara tahunan 4,15% (yoy), dan secara tahun kalender 2,71% (ytd). Penyumbang utama inflasi (mtm) pada Mei 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,27%.
Komoditas penyumbang inflasi Mei 2024, di antaranya cabai merah, bawang merah, ikan aso-aso, emas perhiasan, dan sigaret kretek tangan (SKT). Sedangkan komoditas penyumbang deflasi Mei 2024, di antaranya ikan sareh, ikan tongkol, ikan sisik, beras, dan kelapa.
"Sementara, harga beras yang dijual pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kota Sibolga per 27 Juni 2024, masih normal. Beras IR64 dijual dengan harga Rp15.625/kg, beras lokal Rp15.156/kg, beras siudang B5 Rp15.938/kg, beras kuku balam Rp15.625/kg," sebut Ananta.
Kemudian, gula pasir dijual seharga Rp18.000/kg, minyak goreng curah Rp16.500/liter, minyak goreng kemasan premium refil Rp22.000/liter, Minyakita Rp14.000/liter. Demikian pula harga telur ayam ras Rp27.600/kg dan telur ayam kampung Rp55.000/kg.
"Sedangkan harga komoditas lain yang disediakan di pasar murah pada periode Mei 2024, seperti gula pasir, minyak goreng, dan telur ayam, juga terpantau stabil dan tidak mengalami kenaikan," ungkap Ananta.
Melihat fakta tersebut, Ananta menegaskan jika kegiatan pasar murah yang digelar pihaknya pada periode Mei 2024, telah menunjukkan hasil yang baik dan positif terhadap inflasi. Hal itu sesuai dengan harapan dan tujuan utama, yaitu menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan harga bahan pokok yang cenderung mengalami kenaikan.
"Kalau pasokan bahan pokok tersedia dan harganya dapat dikendalikan, maka inflasi di Kota Sibolga akan terkendali sesuai target nasional, yakni dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024," tukasnya.
Pasar murah yang dilaksanakan Disperindag Sibolga pada Periode Mei 2024 lalu itu sendiri berdasarkan rekomendasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sibolga yang beranggotakan berbagai instansi.
Anggota TPID tersebut, di antaranya, Bank Indonesia (BI), Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Bulog, BUMD, dan lainnya. (jhonny simatupan)