Wastra Tenun Desa Meat Toba Karya Penyandang Disabilitas Melenggang Sampai Jamaica. (foto/ist) |
WASTRA Tenun Batak Toba dari Desa Meat Kabupaten Toba melenggang hingga Jamaika, Amerika Tengah pada tanggal 26-31 Mei 2024 lalu. Produk dari desa binaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini merupakan karya kelompok disabilitas Li-Uli Craft yang berkolaborasi dengan Rumah BUMN Toba.
Senior Vice President TJSL/CSR Inalum, Daniel Hutauruk menyebut bahwa kemajuan ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan dalam mendukung produk-produk kebudayaan lokal agar bisa berkembang dan memiliki manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat. INALUM juga berkomitmen dan berupaya agar produk dari Kawasan Danau Toba semakin dilirik dari Lokal, nasional hingga Internasional dengan melibatkan banyak pihak dan stakeholder
“Inalum berkomitmen untuk memperkenalkan wastra dari Toba hingga ke Dunia Internasional, tetapi tidak hanya disitu. Kita melakukan proses pendampingan dari awal kepada para penenun di Desa Binaan Meat, setelah itu mendampingi dan memberdayakan para penyandang disabilitas yang tergabung pada Yayasan Cahaya Bersama Rakyat di Rumah BUMN Inalum Toba, serta mempromosikan dan memperkenalkan Wastra Tenun Toba ke mancanegara melalui UMKM Mitra Binaan Li – Uli Craft,” ujar Daniel, beberapa waktu lalu.
Produk yang akan dibawa ke Jamaika berjenis kain ulos yang berasal dari desa Binaan PT Inalum, Desa Meat merupakan salah satu sentra pembuatan Ulos khususnya jenis Ragi Hotang di kawasan Danau Toba.
Ulos yang telah jadi kemudian oleh PT Inalum melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, para kelompok rentan atau penyandang disabilitas di Kabupaten Toba yang tergabung dalam Yayasan Cahaya Bersama Rakyat (CBR) yang juga dibina oleh PT Inalum diberikan peningkatan kompetensi melalui Workshop Pembuatan Fashion Etnik khas Toba di Rumah BUMN Inalum Toba.
Ulos tersebut dibuat tangan-tangan terampil wanita perajin ulos Desa Meat. Pembuatannya dilakukan secara tradisional baik dari proses pewarnaan benang menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan, selanjutnya pengerasan benang dengan nasi atau mangunggas, lalu makulhul atau memutar benang supaya bisa diikat.
Proses selanjutnya adalah manorha, memasukkan benang untuk ulos. Selanjutnya mangani, yaitu proses mencampurkan benang warna. Lalu martonun dan manirak untuk merapikan sisi kain ulos agar tidak terurai.
Ida Tampubolon selaku owner Li – Uli merupakan UMKM yang tergabung dengan Rumah BUMN Inalum Toba, yang secara aktif berbagai produk yang dihasilkan oleh Li – Uli dibawa dan dipromosikan ke berbagai acara pameran.
Berangkat dari berbagai produk yang banyak dilirik dan menarik, Ida Tampubolon oleh PT Inalum melalui Yayasan CBR dan Rumah BUMN Inalum Toba didapuk menjadi trainer bagi penyandang disabilitas Toba untuk peningkatan kapasitas dan program UMKM Naik kelas melalui Re-branding berbagai produk.
Produk tas yang selama ini masih kurang dalam desain dan model untuk dibuat lebih elegan dan menarik serta siap untuk dipromosikan keberbagai event yang bertaraf nasional hingga Internasional, seperti pagelaran F1H2O di Toba bulan Februari yang lalu.
Saat ini para penyandang disabilitas semakin ditambah kompetensinya melalui pelatihan secara khusus oleh Ida Tampubolon untuk membuat produk turunan dari wastra tenun Desa Meat untuk menjadi produk fashion berupa tas dan baju. Tas dan Baju ini nanti kemudian yang akan dibawa Jamaica.(mm/rel)