Ilustrasi maling sawit. |
Nasib apes yang menimpa korban diketahui setelah tubuhnya ditemukan penggembala ternak di areal perkebunan PT PP Lonsum, Dolok Estate, Kecamatan Limapuluh, Batu Bara.
Informasi dihimpun, korban tewas diketahui seorang pengembala ternak. Saat ditemukan, SG (40) warga Dusun 8 Desa Mangkai Lama, Kecamatan Limapuluh, dalam kondisi bersimbah darah.
SG tak sadarkan diri di areal rerumputan dengan luka terkena pisau egrek miliknya sendiri, tepat di bagian dada hingga perut. Saksi yang menemukan lalu melaporkan kejadian itu ke warga desa, Sabtu (10/8/2024) sekira pukul 13.00 WIB.
Siang itu juga, warga mengevakuasi SG (40) ke RS Karya Husada di Perdagangan, Kabupaten Simalungun. Namun, sekira pukul 17.00 WIB, SG dikabarkan meninggal dunia.
Kematian SG menjadi perbincangan hangat di kalangan warga desa. Banyak pendapat menduga kematian SG dikarenakan dikejar-kejar centeng kebun lalu terjatuh sehingga terseret pisau eggreknya sendiri yang mengenai dada hingga perutnya. Namun karena takut disalahkan, pihak centeng meninggalkan korban hingga ditemukan pengembala ternak.
Kepala Desa (Kades) Mangkai Lama, Sardalisyah Purba yang dikonfirmasi medanmerdeka.com, membenarkan kematian SG diareal PT PP Lonsum, Dolok Estate. Hanya saja, Sardalisyah belum mengetahui jelas penyebab kematian warganya.
Kasi Humas AKP AH Sagala membenarkan adanya laporan kematian warga di areal perkebunan. “Memang ada kejadianya. Saat ini polisi masih mengumpulkan data dan mengunjungi keluarga korban untuk melakukan pengumpulan data peristiwa,” ujar AKP AH Sagala.
Secara terpisah, Asisten PT PP Lonsum Aditya Purba yang dikonfirmasi membantah adanya peristiwa tragis di areal perkebunan miliknya. "Kalau memang ada pencurian di lokasi perkebunan, sudah pasti centeng yang bertugas melaporkan kejadian kepada saya," pungkas Aditya. (zein)