 |
| Wakil Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, didampingi Plh. Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Suwignya Utama, dalam acara sosialisasi rehabilitasi mangrove “Mangrove for Coastal Resilience (M4CR)” di Kisaran, Kamis (5/9/2024).(foto/ist) |
Asahan merupakan estafet sosialisasi program rehabilitasi mangrove, setelah sebelumnya kegitatan serupa juga telah dilakukan di Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Labuhan Batu Utara. Hadir dalam kesempatan itu, diantaranya, Wakil Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, unsur Forkopimda, camat, kepala desa, perguruan tinggi dan kelompok masyarakat.
Wakil Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar menyambut baik inisiatif kolaborasi dan sinergi tersebut. Pihaknya sangat mendukung dan berterimakasih kepada BRGM. Dia menilai, kegiatan tersebutt memiliki manfaat yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan yang hadir. Serta, akan mendukung dan beritegrasi terhadap program-program rehabilitasi mangrove bersama BRGM.
“Terimakasih atas perhatiannya terhadap Kabupaten Asahan, kedatangan BRGM ini memberikan harapan baru dalam mewujudkan program prioritas lingkungan berbasis partisipatif di Kabupaten Asahan sehingga ekosistem kami semakin lebih baik serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Melalui kegiatan ini seluruh jajaran akan membantu dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada BRGM”. ujar Taufik.
Sebagai informasi, saat in,i luasan mangrove di Kabupaten Asahan memiliki 6.514 ha baik yang berada di kawasan hutan maupun di areal penggunaan lain yang tersebar di sepanjang pesisir Pantai Timur Selat Malaka. Luas mangrove Kabupaten Asahan berdasar kondisi existing yang terdiri dari mangrove lebat seluas 5.560 hektar, mangrove sedang seluas 503 hektar, dan mangrove jarang seluas 451 hektar. Mangrove di Kabupaten Asahan terbagi pada 3 kecamatan yaitu, Kecamatan Kepayang Timur, Kecamatan Silau Laut, dan Kecamatan Tanjung Balai.
Plh. Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Suwignya Utama, menyampaikan bahwa memenuhi target rehabilitasi mangrove khsususnya di Kabupaten Asahan bukan hal yang mudah. Diperlukan keterlibatan seluruh jajaran untuk menopang dan bersinergi.
Kemudian memerlukan pendekatan secara teknis biofisik melalui kerangka 3M, yaitu Memulihkan (untuk kondisi mangrove yang rusak dan terbuka), Meningkatkan (untuk kondisi mangrove dengan kerapatan sedang) dan Mempertahankan (untuk kondisi lanskap mangrove yang masih bagus).
“Pada kesempatan kali ini, kita menggalang komitmen seluruh pihak khususnya di Kabupaten Asahan untuk dapat berpartisipasi, kami mohon kepada seluruh stakeholders terkait untuk saling berkoordinasi dan berkolaborasi untuk menyukseskan upaya dalam melaksanakan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Asahan” ujar Suwignya.
Selain dengan pendepakatan 3M, lanjutnya, melalui Kedeputian Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM, juga memiliki program pelatihan Sekolah Lapangan Rehabilitasi Mangrove bagi Masyarakat dan dinas-dinas terkait, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam proses rehabilitasi mangrove.
Sementara itu, Sekretaris Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan hadir pada kesempatan ini mewakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Muhammad Syafiq, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi penting karena bisa menjadi wadah edukasi bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove.
“Tantangan perlindungan ekosistem mangrove di Kabupaten Asahan cukup besar. Melalui kegiatan ini, minimnya kesadaran dan partisipasi masyarakat saat ini diharapkan dapat meningkat” ungkap Syafiq. (Ismanto Panjaitan)
