Event aquabike. (f/ist) |
Kondisi ini sangat disesalkan oleh pengusaha penginapan dan hotel yang ada di Kabupaten Toba. "Mengapa Pemerintah Toba, Bupati dan khususnya Dinas Pariwisata tidak mampu mempertahankan event tersebut," ujar Tengku Pardede salah satu pemilik hotel, Kamis (7/11/24).
Menurut Tengku, kelalaian Pemerintah Toba tidak mampu mempertahankan event bertaraf dunia merugikan banyak pelaku usaha. Selain perhotelan juga pelaku kuliner dan UMKM.
"Mungkin saja pelaku usaha yang ada di Toba kehilangan ratusan hingga miliaran rupiah dampak kabupaten ini tidak dilibatkan di event Aquabike 2024," pungkasnya.
Dirinya menyarankan, Pemerintah Toba membuat 'kalender pariwisata' kedepannya, sebagai pengganti kerugian pelaku usaha serta upaya meningkatkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Kabupaten Toba.
"Program event lokal yang mampu mendatangkan pengunjung sudah harus menjadi target. Seperti event seni dan budaya Batak, lomba solu tradisional dan lain sebagainya," tandas Tengku.
Belum lama, Kabid Destinasi, Dinas Pariwisata Toba, Bilhot Sirait harus mengakui dampak dari event Aquabike tidak dilibatkan Kabupaten Toba jelas dirasakan oleh pelaku usaha di Toba khususnya di Kecamatan Balige.
"Namun untuk saat ini, kita belum dapat memastikan seberapa besar dampak kerugiannya. Khususnya pelaku usaha perhotelan dan penginapan," ujar Bilhot.
Sekaitan mengapa Kabupaten Toba tidak dilibatkan dalam event tersebut, Kabid Destinasi tidak bisa memberikan keterangan. Karena hal tersebut bukan wewenangnya untuk menjawab, karena masih memiliki pimpinan. (ac)