Hingga Desember 2024 Sumut Masih Alami Cuaca Ekstrim. (foto/ist) |
Diperkirakan hujan dengan sekala kecil, sedang dan deras akan terus mengguyur Sumut yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.
Untuk itu, dikatakan Hendro, BMKG wilayah 1 Sumut mengusulkan kepada pemerintah propinsi (Pemprov) Sumut untuk melakukan modifikasi cuaca, dengan berkoordinasi BNPB dan BMKG untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Modifikasi dimaksud untuk mengarahkan air hujan jatuh ke laut.
"Jadi sebelum awan bergerak dari laut ke arah daratan kita turunkan di laut," ujar Hendro menjawab pertanyaan wartawan di ruang rapat II kantor Gubsu, Kamis (28/11/2024).
Hal itu perlu dilakukan mengingat saat ini beberapa daerah di Sumut sudah terkena bencana seperti Medan, Deli Serdang, Binjai, Tapsel, Tanah Karo dan beberapa daerah lainnya.
Curah hujan yang cukup besar bisa dikurangi dengan modifikasi cuaca tersebut, namun kendalanya kata Hendro biaya untuk melakukannya sangat besar. Kemungkinan modifikasi cuaca adalah opsi terakhir jika intensitas hujan masih tinggi.
Sementara itu Kabid. Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Sumut, Sriwahyuni mengatakan, hingga hari ini pihaknya masih bekerja untuk mendata korban banjir maupun longsor. Hingga hari ini tercatat sudah 31 korban meninggal dunia.
Dia juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada karena menurut perkiraan cuaca BMKG hujan masih terus mengguyur Sumut.
"Untuk jumlah korban dan berapa kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tanah longsor dan banjir masih kita data," ujarnya.
Selain itu katanya setelah terjadinya banjir besar di Medan, Binjai dan Deli Serdang Rabu, 27 Nopember 2024 keesokan harinya BPBD Sumut melakukan rapat dan meminta Gubsu mengeluarkan peringatan siaga darurat bencana.
Beberapa daerah yang terdampak bencana alam adalah Medan, Deli Serdang, Binjai, Tapsel, Tanah Karo dan beberapa daerah lainnya.
Menurut Sriwahyuni pihaknya sudah turun ke semua daerah terkena bencana untuk memberikan bantuan logistik dasar (makanan) dan pendampingan.(Ahmad Rizal)