![]() |
Kenneth Trevi saat Intimate Concert dan Launching album lagu Tak Runtuh. (Dok. Istimewa) |
Acara ini menjadi momen istimewa bagi Kenneth, seorang penyanyi dengan disleksia yang berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya.
Konser yang dihadiri keluarga, sahabat, dan pendukung ini menjadi perayaan atas perjuangan panjang Kenneth dalam menaklukkan tantangan neurodivergen. Dalam suasana penuh haru dan semangat, ia menampilkan lagu-lagu dari albumnya bersama band inklusi yang terdiri dari musisi dengan latar belakang kebutuhan khusus.
“Rasanya campur aduk banget,” ujar Kenneth, Kamis (19/6/2025), mengenang pengalaman konser solonya. Ia mengaku sempat merasa gugup, namun berangsur percaya diri seiring berjalannya pertunjukan. “Lagu pertama masih tegang, tapi setelah itu aku jadi lebih rileks dan enjoy,” katanya.
Bagi Kenneth, tampil bersama band inklusi menjadi pengalaman berkesan. “Seru banget! Walaupun kami berbeda, kami bisa menampilkan yang terbaik versi kami,” ujarnya.
Konser ini, menurut Kenneth, bukan hanya ajang pertunjukan musik, tetapi juga simbol perjuangan dan kebersamaan. Ia berharap suatu hari bisa tampil di konser besar bersama lebih banyak penyanyi dengan kebutuhan khusus. “Aku ingin kami saling memberi semangat lewat musik,” ucapnya.
Kenneth juga berharap masyarakat bisa lebih menghargai karya-karya dari penyandang disabilitas. “Kami layak mendapat dukungan dan penghargaan, karena perjuangan kami nyata dan tidak mudah,” tegasnya.
Soal perbedaan antara rekaman di studio dan tampil langsung, Kenneth mengatakan bahwa tampil live memberikan tantangan tersendiri. “Kalau di studio itu lebih personal. Tapi saat manggung bareng band, aku belajar kerja sama, komunikasi, dan mendengar,” ungkapnya.
Di balik keberhasilan konser tersebut, ada dukungan besar dari keluarga, terutama sang ibu, Yuly. “Melihat dia mengalir dan menikmati segalanya membuat aku terharu. Aku tahu dia berjuang sangat keras,” ujar Yuly dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Yuly, konser itu bukan sekadar peluncuran album, tapi juga simbol pencapaian mimpi yang dulu terasa jauh. “Dulu hanya angan-angan, tapi sekarang terjadi,” katanya.
Produser sekaligus pendiri Senada Digital Records, Rulli Aryanto, menyatakan konser ini sebagai wujud syukur dan motivasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya. “Semua pasti bisa, asal berusaha dan tak runtuh,” ujarnya.
Senada Digital Records juga menyiapkan berbagai program lanjutan, termasuk tur promosi dan lomba menyanyi untuk umum dan anak berkebutuhan khusus. Grand final akan digelar pada 12 Juli 2025 di Graha Manggala Siliwangi, dengan lagu wajib dari album Tak Runtuh.
“Tujuannya agar Kenn bisa bergaul dengan masyarakat umum tanpa meninggalkan teman-teman hebatnya dari kalangan disabilitas,” kata Rulli.
Konser ini menandai langkah awal Kenneth dalam menapaki dunia musik. Dengan dukungan keluarga dan komunitas, ia membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Ia tak runtuh—dan kisahnya memberi inspirasi bagi kita semua.(Muhammad Fadhli)