![]() |
Ilustrasi bbm/ist |
Sejumlah pengelola SPBU mengeluhkan keterlambatan pengiriman dari pihak Depot Medan Group dan perusahaan transporter PT Elnusa, yang berulang dalam tiga minggu terakhir.
"Kami sudah beli DO sejak dua hari lalu, tapi armada belum juga masuk sampai hari ini. Konsumen sudah mulai marah karena antrian panjang dan stok kosong," ujar salah satu pengelola SPBU di kawasan Medan yang enggan disebutkan namanya.
Ia juga menyebut, pihak transporter belum sepenuhnya mengoptimalkan kapasitas armada untuk mempercepat distribusi, meski permintaan terus meningkat.
"Kami di lapangan menghadapi tekanan dari masyarakat. Bahkan ada SPBU yang sempat didatangi aparat karena disangka menimbun. Padahal suplai dari atas yang tersendat," ujar pengelola SPBU lainnya.
Situasi ini memicu kekhawatiran masyarakat akan terjadinya kelangkaan BBM, khususnya Pertalite yang merupakan bahan bakar bersubsidi dan paling banyak digunakan.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan guna memastikan kelancaran distribusi dan mengantisipasi potensi keresahan sosial di tengah masyarakat.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, saat dikonfirmasi medanmerdeka.com mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian secara berlebihan (panic buying).
"Stok dalam kondisi aman. PT Elnusa sebagai transporter telah menambah 20 unit armada mobil tangki untuk memperlancar distribusi ke SPBU," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pertalite dan Biosolar merupakan BBM bersubsidi yang harus digunakan secara bijak, sesuai peruntukan dan kebutuhan.(awal yatim)