Rico Waas 100 Hari : Walikota Syor Sendiri…

Sebarkan:
Choking Susilo Sakeh. (foto/ist)
APA saja yang dikerjakan Rico Waas selama 100 hari menjadi Walikota Medan?

Banyak kalipun. Terutama tentang omon-omon (cakap-cakap) : omon-omon saat menerima audiensi, omon-omon saat kegiatan seremoni, omon-omon saat tebar pesona tinjau sana-sini, dan omon-omon di kesempatan lainnya.

Khusus tentang omon-omon saat menerima audiensi, inilah omon-omon yang diperkirakan paling banyak dan sering dilakukan oleh Rico Waas. Jika dalam sehari Rico Waas menerima minimal dua kali tamu audiensi, maka itu sama artinya bahwa Rico Waas telah 200 kali omon-omon saat menerima audiensi sepanjang 100 hari menjadi Walikota Medan. 

Lalu, omon-omon saat acara seremonial. Jika dalam dua hari ada satu acara yang dihadirinya, maka  Rico Waas telah omon-omon sebanyak 50 selama 100 hari. Belum lagi omon-omon saat tinjau sana-sini. Jika ada satu kegiatan  tinjau sana-sini di dalam kurun waktu lima hari, maka Rico Waas telah omon-omon sebanyak 20 kali pada kegiatan tinjau sana-sini ini sepanjang 100 hari menjadi Walikota Medan. 

Maka, jumlah omon-omon Rico Waas selama 100 hari menjadi Walikota Medan, minimal sebanyak 270 kali. Pertanyaannya kemudian : dari omon-omon sebanyak ini, adakah yang kemudian telah berubah menjadi tindak nyata, atau tetap saja berwujud omon-omon?

Abaikanlah sejenak.

Ada juga hal lainnya yang menarik untuk dicatat dari seratus hari Rico Waas menjadi Walikota Medan. Mungkin sesuatu yang baru buat warga Kota Medan, yakni peragaan busana dan mematut-matut busana. Beruntunglah warga Kota Medan. Sebab, walikotanya yang masih berusia muda, gemar menyajikan peragaan busana dan mematut-matut busana. Beberapa kali di luar provinsi,  seringkali di dalam Kota Medan sendiri.

Berkaitan erat dengan peragaan busana ini, Rico Waas juga menggemari acara hiburan  : tari-tarian dan menari, musik dan bermusik, nyanyi dan bernyanyi.

Alhamdulillah, minat Rico Waas di bidang omon-omon, mematut-matut busana,  juga minatnya di bidang seni berkualitas hiburan  --  yang selama ini mungkin kurang tersalurkan karena berbagai hal  --   kini tersalurkan dengan mulus. 

Tapi, untuk sementara, abaikanlah itu semua. 

Dalam beberapa hari terakhir ini, sedikitnya ada tiga framing prihal kinerja Rico Waas sebagai Walikota Medan yang coba dilemparkan ke publik melalui media sosial. Pertama, warga Kota Medan diharap maklum jika kinerja Rico Waas selama 100 hari pertama sebagai Walikota Medan tidak maksimal. Sebab, Rico Waas lebih banyak bekerja sendirian karena Wakil Walikota Zaki Harahap lebih banyak beristirahat karena kondisi kesehatannya. Ditambah lagi, lebih 10 kepala dinas di Pemko Medan pindah ke Pemprov Sumut mengikuti Walikota Medan sebelumnya, Bobby Nasution, yang kini menjadi Gubernur Sumut.

Framing kedua, harap maklum kalau kinerja Rico Waas belum maksimal selama 100 hari menjadi Walikota Medan. Sebab, Rico Waas lebih banyak bersih-bersih internal setelah Pemko Medan ditingggal Bobby Nasution. Belum lagi prihal proyek pembangunan tahun 2025 yang masih dikuasai Walikota Medan sebelumnya, serta penetuan jabatan yang masih dikendalikan oleh Walikota sebelumnya. Dan framing ketiga, dibangun narasi dari beberapa tokoh masyarakat, bahwa kinerja Rico Waas selama 100 hari menjadi Walikota Medan dinilai cukup berhasil.

Tiga framing yang diharapkan bisa membangun persepsi  positif atas kinerja  seratus hari Rico Waas, ternyata tak digubris oleh publik, bahkan cuma dijadikan bahan lawak-lawak. Itu artinya, warga Kota Medan adalah warga yang cerdas dan berakal sehat, sehingga tak gampang menerima sebuah persepsi konyol. 

Terkejut Badan

Sekali lagi, mari abaikan sementara kegemaran Rico Waas ber-omon-omon, mematut-matut busana, maupun menikmati berbagai acara hiburan.

Sudah menjadi rahasia publik, bahwa saat maju sebagai Calon Walikota Medan berpasangan dengan Zaki Harahap pada Pilkada Medan 2024 lalu, banyak sekali warga Medan yang bertanya-tanya tentang  siapa Rico Waas ini.

Saat itu, Rico Waas adalah Wakil Ketua DPW Nasdem Sumut dan Ketua DPW Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM Nasdem Sumut. Pada Pileg 2024, Rico Waas menjadi caleg Nasdem No. urut 1 untuk anggota DPRD Sumut dari Dapil-3 (Deliserdang). Namun, hanya memperoleh sebanyak 8.938 suara, dan Rico gagal menjadi anggota DPRD Sumut.

Tanda tanya warga Medan tentang siapa Rico Waas, juga jumlah perolehan suara yang relatif kecil pada Pileg 2024 meski jabatan Rico Waas di partai cukup keren, bisa menjadi indikasi awal tentang minimnya sirkel lingkungan sosial maupun pengalaman organisasi Rico Waas selama ini. Bahkan, ada beberapa warga yang menyebutnya sebagai ‘anak rumahan’. Persisnya,  Rico Waas adalah warga Kota Medan yang minim jejak rekamnya yang berkualitas.

Bersyukurlah, bahwa Rico Waas ikut menjadi peserta calon kepala daerah pada pilkada tahun 2024. Pilkada 2024 adalah sebuah pilkada yang roh dan semangatnya tidak ditentukan oleh kualitas, integritas maupun popularitas dan elektabilitas sang peserta. Melainkan ditentukan oleh ‘ordal’ (orang dalam), baik dalam wujud tokoh penguasa maupun berwujud partai penguasa. Siapapun calon pilkada yang diusung oleh Ordal, maka wajib menang  --  dengan segala cara apapun. 

Rico Waas maju didukung oleh Ordal, baik berwujud tokoh maupun berwujud partai penguasa. Karenanya, Rico pun melenggang kangkung menuju kursi Walikota Medan. Dan dari 297.498 suara yang didapatkan Rico Wa’as pada Pilkada Medan 2024, kita pun bisa dengan gampang mengetahui dari mana saja suara sebanyak itu didapatkannya, dan siapa Ordal yang mendapatkan suara terbanyak untuk Rico Waas tersebut. Begitupun, sebagai catatan penting, tingkat legitimasi Rico Waas cumalah sebesar 11,71 persen. Yakni jika perolehan suaranya sebanyak 297.498 suara, dibandingkan dengan jumlah penduduk Medan tahun 2024 sebanyak 2.539.829 jiwa.

Maka dari priode 100 hari Rico Waas menjadi Walikota Medan tersebut, kita disuguhi sebuah prosesi ‘terkejut badan’ dari seorang Rico Waas : Satu sosok yang entah siapa, tiba-tiba diminati banyak orang untuk bisa menemuinya, bersalaman, berfoto atau juga mendengarkan omon-omon Rico dalam bentuk wejangan maupun perintah. Minat Rico Waas untuk bisa omon-omon di depan orang banyak dengan posisi setingkat lebih tinggi, juga minat Rico Waas untuk bisa mematut-matut busana dan menghadiri acara hiburan,  kini semakin tersalurkan tanpa kendala  -- bahkan dibiayai oleh rakyat melalui APBD Pemko Medan.

NKata anak Medan : “Terkejut badan”. Dan itu sebuah prosesi yang asyik…

Syor Sendiri

Belum dua bulan menjadi Walikota Medan,  Rico Waas bikin heboh karena kekonyolannya. Dia menolak menerima audiensi KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) Kota Medan tanpa alasan masuk akal. Padahal, audiensi itu sudah dijadwal sejak beberapa hari sebelumnya. Kemudian diduga, Rico menolak menerima audiensi tersebut karena KORMI Medan dianggapnya  dualisme. Salah satu kubu adalah pendukungnya, dan kubu lainnya bukan pendukungnya. 

Peristiwa sepele ini, memberitahu kita bahwa Rico Waas adalah Walikota Medan yang melaksanakan pekerjaannya dengan cara ‘Syor Sendiri”. Selain itu, kitapun tahu bahwa Rico ternyata juga konyol dan tak cerdas alias kaleng-kaleng.

Lalu, iseng-iseng saja, coba  kita cermati Sepuluh Program Prioritas Wali Kota Medan. Pertama, Revitalisasi Pasar Tradisional; Kedua, Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH); Ketiga, Pengembangan Sistem Transportasi Publik yang Terintegrasi; Keempat,  Kampanye Edukasi tentang Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang; Kelima, Pengembangan dan Rehabilitasi Infrastruktur Drainase Kota; Keenam, Pengembangan Pusat Kreativitas Anak Muda; Ketujuh, Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting, Kedelapan, Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekowisata dan Budaya; Kesembilan, Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak di Derah Kumuh; dan Kesepuluh, Digitalisasi Pendidikan Berbasis Smart Class dan Metaverse.

Pertanyaannya : apakah semua yang dilakukan Rico Waas selama 100 hari pertama sebagai Walikota Medan, itu memang masuk dan menjadi bagian dari Sepuluh Skala Prioritas Walikota Medan? Aikh,  Rico Waas ternyata Walikota Medan yang “Syor Sendiri”. 

Terkejut Badan dan Syor Sendiri, dan itu dibiayai pula oleh rakyat. Sungguh, ini juga sebuah prosesi yang asyik.

BMangkanya…

----------------------------------

*Choking Susilo Sakeh adalah Jurnalis Utama, warga Kota Medan pembayar pajak.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com