![]() |
Kepolisian mengevakuasi jenazah korban ke instalasi RSUD H OK Arya Zulkarnain. (foto/ist) |
Korban ditemukan tak bernyawa di perlintasan rel kereta api di Desa Perkebunan Limapuluh, Kecamatan Limapuluh, sekitar pukul 19.45 WIB. Jenazah korban dievakuasi ke RSUD H. OK Arya Zulkarnain oleh aparat kepolisian yang tiba di lokasi setelah menerima laporan dari masyarakat.
Kapolsek Limapuluh, AKP TL Simamora, mengatakan pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk Ramadhani (30) selaku Polsuska KAI Limapuluh, dan Ade Suganda (31), petugas keamanan yang juga warga Desa Perlanaan.
Menurut keterangan saksi, kejadian bermula saat kereta api pengangkut BBM Pertamina, yang dikemudikan masinis Ari Sandika dari Belawan menuju Kisaran, melintas di lokasi. Masinis telah membunyikan klakson berulang kali untuk memberi peringatan, namun korban tetap berjalan di atas rel dan akhirnya tertabrak.
"Masinis sudah memberikan peringatan dengan klakson berkali-kali. Namun korban tetap berada di lintasan sehingga tertabrak," ujar AKP Simamora, Jumat (20/6/2025).
Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 03.30 WIB di perlintasan rel kereta api Desa Mekar Baru, Kecamatan Sei Balai. Korban diketahui bernama Timbul Sihombing (52), seorang ASN yang menjabat sebagai Kabid di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Batu Bara.
Jasad Timbul ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh petugas patroli jalur rel KA. Berdasarkan identifikasi, ia merupakan warga Komplek Perumahan Sahaba, Kelurahan Limapuluh Kota.
Kematian para korban menjadi tanda tanya di kalangan masyarakat Kecamatan Limapuluh. Jika memang motif bunuh diri mengapa harus jauh-jauh. Seperti halnya ASN Batu Bara, yang rumahnya hanya beberapa ratus meter dari lintasan kereta api.
Begitu juga dengan korban kedua Tomy Sihombing (70) asal Pedagangan, Simalungun. Apalagi, di lokasi atau di TKP, tidak ada ditemukan kendaraan yang digunakan para korban untuk sampai ke lokasi.(zein)