![]() |
Bupati Langkat H. Syah Afandin, SH. (foto/ist) |
Pelatihan ini terselenggara atas kerja sama Pemkab Langkat, Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata RI, Strive, serta International Labour Organization (ILO). Program berfokus pada pengembangan bisnis ramah lingkungan, khususnya di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Mengusung tema “Pengembangan Bisnis Hijau dan Penguatan Literasi”, peserta mendapatkan pembekalan selama lima hari dilanjutkan dengan pendampingan lapangan agar konsep bisnis berkelanjutan dapat diterapkan secara nyata.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata RI, Ika Kusuma, menyebut kegiatan ini sebagai bukti nyata sinergi antar-lembaga dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan. “Di tengah alam kita yang mulai tergerus, justru kita dorong perekonomian dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Sumut Rudy Brando Hutabarat menegaskan Langkat memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
“Pertumbuhan ekonomi Langkat saat ini berada di kisaran 4–7%. Angka ini harus terus dijaga. Karena itu BI siap mendukung peningkatan kualitas UMKM desa agar lebih berdaya saing,” ungkapnya.
Bupati Langkat Syah Afandin menambahkan, program ekonomi hijau akan diperluas ke destinasi wisata lain di Langkat.
“Selain membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat, konsep ini juga akan menjaga kelestarian alam Langkat,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Pariwisata dan BI.“Saya berterima kasih atas sinergi ini. Semoga kerja sama terus berlanjut demi kemajuan ekonomi Langkat dan Sumatera Utara,” pungkasnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, BI turut menyerahkan satu set mesin branding karung beras lokal lengkap dengan alat sablon dan jahit kepada Kelompok Tani Karya Tani Kabupaten Langkat, guna memperkuat daya saing produk lokal.(tan)