![]() |
Bupati Toba, Effendi S.P. Napitupulu menyambut kunjungan tim BPS Toba. (foto:mm/ist) |
Pertemuan berlangsung di ruang kerja Bupati Toba dengan agenda membahas perkembangan data kemiskinan, pendidikan, pertanian, serta rencana penguatan kualitas data sektoral di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba.
Kepala BPS Alberto menyampaikan, berdasarkan data tingkat kemiskinan di kawasan Toba mencapai 87 persen. Namun, dalam sepuluh tahun terakhir, angka kemiskinan di Kabupaten Toba tercatat mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini terutama didukung dua dimensi penting, yaitu kesehatan dan pendidikan, dengan capaian unggul di sektor pendidikan. Meski begitu, BPS menilai masih diperlukan peningkatan pada dimensi ekonomi.
“Setiap dinas harus secara rutin mengeluarkan data setoran yang lengkap, termasuk metadata. Hal ini penting agar data sektoral benar-benar akurat dan bisa digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan,” jelas Sabar Alberto Harianja.
BPS sebagai Pembina Data, bersama Dinas Kominfo sebagai Walidata dan Bappedalitbangda sebagai Sekretariat Data akan menggelar Kegiatan PESTA#9 (Pembinaan Statistik Sektoral Seri 9), pada Kamis 18 September 2025 di Balai Data Kantor Bupati.
Oleh karena itu, BPS memohon agar Bupati berkenan hadir untuk membuka kegiatan dimaksud, sehingga tim dalam melaksanakan agenda ini akan memberikan semangat baru dalam pembinaan data statistik sektoral di Kabupaten Toba.
Selain itu, BPS turut menyoroti kondisi sektor pertanian, khususnya produksi padi di Toba pada periode 2023–2024 yang mengalami penurunan. Faktor utama rendahnya produktivitas disebabkan karena mayoritas petani sudah berusia lanjut. Untuk itu, BPS menekankan perlunya dukungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyetorkan data mingguan secara terbuka dan tidak menutup-nutupi informasi.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Toba, Effendi S.P. Napitupulu, menegaskan pentingnya kerja sama erat antara pemerintah daerah dengan BPS. Ia juga mendorong adanya terobosan di bidang pertanian dengan memanfaatkan hasil panen menjadi produk olahan.
“Kalau cabe bisa diolah jadi saus atau sambal, begitu juga dengan tomat dan komoditas lainnya. Dengan inovasi ini, hasil pertanian dapat lebih bernilai tambah. Saya optimis keadaan ekonomi bisa kembali normal pada 2026,” ungkapnya.
Bupati juga menyinggung pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Toba. Menurutnya, masih banyak anak-anak di daerah tersebut yang tidak melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA. Untuk itu, pemerintah berencana membuka peluang program kerja ke luar negeri, seperti ke Korea Selatan dan Jepang.
“Dengan banyaknya putra-putri Toba yang bekerja di luar negeri, tentu akan membawa manfaat besar bagi keluarga dan daerah. Kita ingin masyarakat kita bisa marsitoguan, saling mendukung satu sama lain demi kemajuan Toba,” tambahnya.
Di akhir pertemuan, Bupati Toba menekankan bahwa selain basis data dari BPS, pemerintah daerah juga membutuhkan masukan dari masyarakat. “Kami ingin tahu langsung apa yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat di lapangan, agar program kerja yang dijalankan bisa tepat sasaran,” tutup Effendi.(paber simanjuntak)