Selamat dari Jebakan TPPO, Ayub Warga Batu Bara Nyaris Jadi Korban Sindikat Judi Online di Kamboja

Sebarkan:
Muhammad Ayub Ramadhansyah (25), warga Desa Lubuk Ulu, Kecamatan Datuk Limapuluh, Kabupaten Batu Bara. (foto/ist)
MUHAMMAD Ayub Ramadhansyah (25), warga Desa Lubuk Ulu, Kecamatan Datuk Limapuluh, Kabupaten Batu Bara, berhasil selamat setelah nyaris menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berkedok tawaran kerja di luar negeri.

Ayub, lulusan Sarjana Hubungan Internasional Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, baru saja pulang ke Indonesia pada September 2025 setelah bekerja selama satu tahun di Belanda. Ia kembali ke Medan dan sempat menikmati pekerjaan yang layak dan profesional selama berada di Eropa.

Setelah kembali ke tanah air, Ayub mulai mencari pekerjaan baru melalui berbagai aplikasi daring. Dari sejumlah tawaran, ia tertarik pada sebuah perusahaan bernama Global Internasional yang mengaku berbasis di China. Proses rekrutmen dilakukan secara profesional lewat korespondensi online dan wawancara video call. Ia pun dijanjikan tiket keberangkatan ke China.

Namun, Ayub mulai curiga ketika tiket yang diberikan bukan menuju China, melainkan rute Kualanamu–Vietnam. Pihak perusahaan berdalih, perjalanan ke Shanghai akan dilanjutkan melalui jalur darat dari Vietnam.

Pada 1 Oktober 2025, Ayub berangkat dari Bandara Internasional Kualanamu, transit di Kuala Lumpur, dan tiba di Vietnam setelah menempuh perjalanan sekitar 18 jam. Ia dijemput oleh seseorang yang mengaku perwakilan perusahaan.

Namun, arah perjalanan yang menuju Bavet, wilayah perbatasan Vietnam–Kamboja, membuat Ayub semakin curiga. Orang yang menjemputnya beralasan perjalanan ke sana untuk mengurus visa turis. Setelah itu, Ayub dibawa ke kawasan Charetong, Kamboja, yang tampak seperti kompleks perkantoran tertutup.

Di lokasi itu, Ayub diminta menandatangani kontrak kerja selama satu tahun. Baru kemudian ia menyadari bahwa pekerjaannya adalah operator situs scam dan judi online. Ia sempat bekerja selama tiga hari dan bertemu beberapa warga Indonesia lainnya, termasuk seorang bernama Daniel asal Bandung dan Rizki.

Merasa tidak nyaman dan tertekan, Ayub menolak melanjutkan pekerjaan. Akibatnya, ia disekap di sebuah kamar di lantai empat kompleks tersebut. Dalam kondisi stres dan ketakutan, Ayub nekat melarikan diri pada malam hari dengan memanjat melalui tembok dan pipa AC.

Namun upaya itu gagal. Ia tertangkap petugas keamanan dan diserahkan kepada sindikat. Ayub kemudian dibawa ke sebuah hotel di wilayah Charitong sekitar pukul 03.00 dini hari. Di perjalanan, ia berhasil meminta kembali paspor dan ponselnya.

Setibanya di hotel, Ayub mendengar percakapan dalam bahasa Inggris tentang “50.000 dolar” dan “masih muda,” yang membuatnya semakin yakin bahwa dirinya hendak dijual. Dengan kecerdikannya, ia menghubungi temannya di Medan untuk memesan taksi daring agar bisa kabur.

Sekitar pukul 05.00 pagi, Ayub berhasil melarikan diri menggunakan taksi tersebut. Karena tidak memiliki uang, sopir taksi menurunkannya di tengah jalan. Ia berjalan kaki melewati permukiman, sawah, dan hutan hingga menemukan sebuah klinik. Setelah beristirahat dua jam, ia melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah bank dan melapor kepada pegawai di sana.

Petugas bank kemudian membawanya ke kantor polisi setempat. Dari situ, Ayub diserahkan ke KBRI Phnom Penh, di mana ia mendapat bantuan makanan dan perawatan. Berkat bantuan temannya di Indonesia yang mengirim tiket, Ayub akhirnya dipulangkan ke tanah air.

Dengan pengawalan KBRI, Ayub terbang dari Kamboja pada 15 Oktober 2025, transit di Bandara Changi Singapura selama 14 jam, dan tiba di Bandara Kualanamu pada pukul 16.00 WIB. Ia dijemput orang tuanya, Sutrisno—pensiunan security PTPN IV Kebun Tanah Itam Ulu—dengan pendampingan Camat Datuk Lima Puluh, Wahidin Kamal.

Ayub mengaku kehilangan seluruh uang tabungannya, termasuk Rp10 juta yang ditransfer kakaknya kepada pihak sindikat dengan alasan biaya keberangkatan ke bandara. Sindikat sempat meminta tebusan Rp75 juta agar Ayub dapat pulang ke Indonesia.(zein)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com