Ketua KONI Sergai Wanretno Simanulang (kiri) bersama Bupati Sergai H. Darma Wijaya. (foto:dok KOIN Sergai) |
Hal ini terkait kurangnya perhatian Kabag Kesra terhadap pertumbuhan ekonomi lokal daerah. "Kita minta Kabag Kesra Sergai untuk dievaluasi karena kurang memperhatikan pertumbuhan ekonomi lokal masyarakat," tegasnya kepada medanmerdeka.com, Kamis (17/2/2022).
Wanretno juga menyayangkan sikap Kabag Kesra yang kurang mengakomodir potensi lokal terutama bagi kalangan entertainment di bawah naungan KOIN Sergai. Sikap ini jelas mencederai visi misi Bupati Serdang Bedagai yang Maju Terus (Mandiri, Sejahtera,Religius).
"Hari ini kegiatan di Sekdakab Sergai itu lebih dominan pada bagian Kesra. Mata anggarannya ada di pos sekretariat. Ketika membuat kegiatan keagamaan maupun event-event besar seperti Kegiatan MTq ke XVIII dan FSQ ke 19 untuk soundsystem Ia kasih yang kecil bagi pengusaha lokal, dan yang besar dipakai soundsystem dari luar", ujarnya.
Sambungnya, bahwa untuk pengadaan soundsystem per 1000 Watt biaya sewanya bisa mencapai Rp 1 juta s.d Rp2 juta perhari. Nah kalau sekarang ini soundsystem yang digunakan jika ditaksir rata-rata per 10.000 watt dapat dipastikan besarnya sewa sound system mencapai Rp 20 juta. Kegiatan MTq itu selama 4 hari maka biaya sewanya bisa mencapai Rp80 juta. Bila kegiatan ini menggunakan milik masyarakat di Sergai tentu sangat membantu ekonomi lokal masyarakat.
"Disinyalir ongkos sewa sound system dari luar lebih murah untuk per 1000 Watt sebesar Rp350.000. Ini ada apa, dan patut diduga pada saat penyusunan laporan pertanggungjawabannya nanti biaya sewanya dikisaran Rp 1 Juta sampai Rp 2 juta untuk per 1000 Watt. Kami menduga ini ada kongkalikong," tandasnya.(rasum/mm)