Menjaga Harakah dan Ghirah NU di Sumut

Sebarkan:

Aulia Andri, Wakil Ketua Tandfiz PCNU Medan.(foto/ist)

NAHDLATUL Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia mempunyai peran penting dalam berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Di Sumut, peran NU terekam jelas dalam peran para tokohnya. Sebut saja, Anshari Tambunan, mantan Ketua PWNU Sumut ini menjabat Bupati Kabupaten Deliserdang selama dua periode. Ia juga merupakan Ketua Tanfidz PWNU Sumut sejak tahun 2007-2017. 

Di tangan Anshari Tambunan, PWNU Sumut berkembang. Karena alasan menjabat Bupati Deliserdang serta diperlukan regenerasi, Anshari kemudian menyerahkan pucuk pimpinan PWNU Sumut kepada Afifuddin Lubis. Beliau merupakan mantan Pj Walikota Medan. Afifuddin Lubis sebagai mantan birokrat menahkodai PWNU untuk periode 2017-2022. 

Namun karena alasan kesehatan, pada tahun 2019, Afifuddin Lubis mengundurkan diri. Jabatan Ketua Tandfiz PWNU Sumut kemudian diduduki oleh Syahrial Tambunan. Ia merupakan adik kandung, Anshari Tambunan yang sebelumnya menduduki jabatan yang sama. Sebagai pengusaha, Syahrial Tambunan berhasil membangun Universitas NU Sumut (UNUSU). Saat ini UNUSU sedang berkembang pesat dengan tangan dingin Syahrial Tambunan. 

Tahun 2022 ini, Insha Allah, PWNU Sumut akan menggelar konfrensi wilayah. Hajatan lima tahun ini tentu akan sangat penting menentukan masa depan dan gerakan PWNU Sumut ke depan. Ketua Tandfiz PWNU Sumut Syahrial Tambunan bisa jadi akan memilih fokus membesarkan UNUSU. Saya sendiri meyakini, UNUSU akan menjadi salah satu universitas terkemuka di Sumut, setara dengan USU atau Unimed. 

NU sebagai organisasi Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah atau organisasi sosial keagamaan tentu selama ini berjalan dalam koridor-koridor yang digariskan para muassis NU. PWNU Sumut juga segaris sejalan dalam  hal harakah dan ghiroh yang telah digariskan PBNU. 

Secara harakah (gerakan) PWNU Sumut tentu harus sesuai dengan PBNU. Maka itu, gerakan PWNU Sumut adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU secara struktural. Sungguh, garis harakah ini menjadi hal penting dan atensi bagi seluruh warga NU di Sumut. 

Secara ghiroh (semangat) PWNU Sumut tentu ke depan harus lebih baik dalam fikrah (pemikiran). PWNU Sumut secara organisasi selama ini senantiasa mengembangkan dan mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasamuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazun (seimbang) dan ‘adalah (adil). Ini menunjukkan bahwa PWNU Sumut tidak condong pada pemikiran liberal ataupun pemikiran radikal.

Dua hal penting tentang harakah dan ghirah ini rasanya layak menjadi pertimbangan dalam menentukan nahkoda PWNU Sumut ke depan. Sosok Ketua Tandfiz PWNU Sumut ke depan idealnya adalah seorang yang bisa menjaga garis harakah NU sembari membangkitkan (kembali) ghirah NU di Sumut. 

Perlu diingat bahwa NU adalah rumah besar kita semua. Saling mengingatkan dan menegur jika ada penghuni yang nakal atau melakukan tindakan sembrono yang merusak keindahan rumah besar ini, adalah hal biasa. Atau siapapun nanti yang akan jadi pimpinan baru di rumah besar (PWNU Sumut) ini, tentu harus bersama-sama didukung seluruh warga NU di Sumut. Tapi sungguh, rumah besar ini harus dijaga. Dan jangan sesekali mencoba merobohkan rumah kita bersama ini. 

Aulia Andri, Wakil Ketua Tandfiz PCNU Medan.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com