Hasyim juga mendukung peluncuran dan pencetakan buku Guru Patimpus Sembiring Pelawi sebagai bentuk upaya sosialisasi atas jasanya mendirikan Kota Medan pada 1590 silam.
"Ini perlu dilakukan karena banyak generasi sekarang yang tidak tahu sejarah berdirinya Kota Medan," kata Hasyim kepada wartawan usai menerima audiensi Panitia Peluncuran Buku dan Pembangunan Makam Guru Patimpus, belum lama ini.
Ia menambahkan, sekitar dua tahu lalu sempat bertemu dengan Arry Darma, seorang pemahat Patung Guru Patimpus yang kini sudah uzur dan menetap di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Menurut Hasyim, Arry juga berkisah banyak hal terkait pengerjaan pemahatan patung itu.
"Kami juga menyarankan, agar ke depan panitia peluncuran buku Guru Patimpus ini bisa membuat semacam film dokumenter, agar bisa menjadi bukti audio dan visual," kata Hasyim.
Sementara itu, Sidarta Sembiring Pelawi didampingi Kol TNI (Purn) Dalin Sembiring yang mewakili 4 keturunan Guru Patimpus mengatakan, saat ini persentase warga Kota Medan yang mengenal Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan hanya sekitar 23 persen. "Ini sangat sedikit sekali," katanya.
"Karena itulah kami dari 4 garis keturunan Guru Patimpus bermaksud meluncurkan bukunya, berisikan sejarah dan biografinya termasuk sejarah pendirian Kota Medan ini. Juga dengan melakukan pemugaran terhadap makam Guru Patimpus yang sufah berusia 412 tahun. Kami membantu pemerintah terkait sejarah kota ini," ucap dia.
Sidarta mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemko Medan, dan DPRD Kota Medan serta berbagai pihak yang membantu. "Ini adalah sejarah kita bersama, sejarah Kota Medan," pungkasnya. (akbar)