Reli Danau Toba, Menyalip Kelesuan

Sebarkan:
Choking Susilo Sakeh.
SILAHKANLAH mengatakan, bahwa reli mobil adalah olahraga mahal. Dan karenanya, untuk bisa menjadi pereli mobil tentulah dilakukan oleh para orang berduit saja. Tapi kalau ada anggapan bahwa even reli mobil hanya bermanfaat bagi para horang kaya saja, maka dipastikan ini adalah anggapan yang keliru dan perlu dikembalikan ke trek yang benar.

Catat ini : Pada even Kejurnas Reli 5-7 Agustus 2022 lalu di Kawasan Danau Toba, tingkat okupansi hotel meningkat 75-85 persen, setelah sepanjang tiga tahun mati suri karena pandemi Covid. (tvonenews.com, 6 Agust.2022). Ini termasuk hunian losmen, penginapan bahkan beberapa rumah penduduk.

Bupati Simalungun, Radiapoh H Sinaga, saat acara pembukaan Asia Pasific Rally Championship (APRC) 23-25 Sept. 2022, di Terminal Sosor Saba Parapat, menyebutkan bahwa pada even reli nasional 5-7 Agustus 2022 tersebut, dari hasil penjualan kamar di Parapat saja mencapat Rp. 1,76 milyar per hari. Belum lagi penghasilan dari rumah makan dan warung minuman, pakaian dan aksesoris khas, masyarakat setempat yang direkrut menjadi pekerja musiman serta banyak sektor ekonomi lainnya, khususnya UMKM.

Karenanya, dari even APRC Danau Toba 2022 kali ini yang dihadiri banyak warga luar negeri baik sebagai peserta, awak tim, utusan pabrikan maupun petinggi FIA (Federation Internationale de l’Automobil) dan lainnya, Bupati Radiapoh berharap pendapatan dari even ini akan jauh meningkat dibanding even Kejurnas Rally bulan Agustus lalu. “Pemkab Simalungun berharap, pendapatan masyarakat dari even reli Asia Pasifik kali ini akan jauh lebih besar dibanding even reli nasional bulan lalu,” ujar Radiapoh.

Bupati Radiapoh pun berharap, kiranya IMI (Ikatan Motor Sumut) dan Wagub Sumut Musa Rajeckshah mengagendakan even reli baik level lokal, nasional maupun

internasional, tetap dilaksanakan di Kawasan Danau Toba. “Kami berharap, even reli semacam ini, juga even-even lainnya, ini tetap dilaksanakan di wilayah kami.”

Ketua IMI Sumut, H. Harun Mustafa Nasution, merasa bersyukur jika even reli ini ternyata bisa menyalip kelesuan perekonomian di Parapat khususnya, terutama geliat ekonomi masyarakat kecil. “Target kami hanyalah melaksanakan kalender olahraga otomotif. Alhamdulillah, ternyata sangat berdampak positif di dalam menyalip kelesuan pariwisata dan perekonomian rakyat,” ujar Harun Nasution, yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut itu.

FIA sendiri telah menawarkan kesediaan Sumatera Utara untuk Kembali menjadi tuan rumah APRC sebanyak dua seri pada tahun 2023 mendatang. Keputusan tersebut berdasarkan pantauan FIA -- dalam hal ini FIA Steward, Vicky Chandhok -- terhadap trek yang ada di Sumut, terutama di areal HTI PT TPL yang dipergunakan pada APRC 2022 kali ini.

Berkaitan ini , Wagub Sumut Musa Rajeckshah telah menyatakan kesiapan Sumut. “Kita siap menyelenggarakan dua seri reli APRC tahun 2023 nanti. Target kita, Sumut bisa Kembali menjadi tuan rumah World Rally Championship”, ujar Wagub Sumut yang akrab dipanggil Ijeck tersebut.

Bukan Barang Aneh.

Sesungguhnya, reli mobil bukanlah barang aneh bagi Sumatera Utara. Sejarah panjang reli tingkat lokal, nasional dan internasional, yang diselenggarakan di Kawasan Danau Toba, telah tercatat rapi di berbagai dokumen dan benak masyarakat.

Untuk reli tingkat lokal dan nasional, sudah dimulai pada tahun 1975, dan berlanjut hingga tahun 2021. Sedangkan untuk tingkat nasional dan internasional, sudah dimulai sejak tahun 1986, namun kemudian terhenti sejak tahun 2008 dan pada 23-25 September 2022 kembali digelar reli Asia Pasifik.

Banyak dampak positif diperoleh masyarakat setempat, termasuk Pemkab setempat dan Pemprov Sumut. Baik dalam hal peningkatan penjualan kamar hotel,

peningkatan pendapatan rumah makan, warung minuman, penjualan pakaian dan sector UMKM lainnya, termasuk penghasilan tambahan bagi masyarakat yang direkrut menjadi pekerja musiman berkaitan dengan kegiatan reli tersebut. Hasil paling utama, tentunya adalah promosi pariwisata secara gratis, dan berdampak besar dan positif bagi Pemkab setempat dan Pemprov Sumut di mata dunia internasional.

Yang ingin aku katakan, bahwa reli mobil di Kawasan Danau Toba ini bukanlah barang aneh bagi masyarakat dan Pemkab setempat, juga masyarakat Sumut dan Pemprov Sumut. Even yang tidak aneh dan positif ini, semestinyalah didukung oleh semua fihak yang menginginkan Sumatera Utara menjadi lebih baik.

Yang aneh itu -- sekaligus menggelikan -- adalah ketika ada fihak-fihak yang tak mendukung atau bahkan tutup mata atas penyelenggaraan Reli Danau Toba ini.

Mangkanya…

------------------------------------------------------------

*Penulis adalah jurnalis, warga Sumut yang hobi nonton reli.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com