Doddy Zulverdi : Perkembangan Ekonomi Global Lebih Rendah Dari Prakiraan

Sebarkan:

MEDAN - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw.BI) Provinsi Sumatera Utara Doddy Zulverdi didampingi Direktur BI Sumut Aska Subhan Amirridho dan Wakil Deputi Direktur Poltak Sitanggang pada acara Bincang Bareng Media (BBM) Selasa (25/10/2022) di Kantor BI lantai 3 siang.Doddy Zulverdi menjelaskan dalam perkembangan Ekonomi Global dalam perekonomian Global diperkirakan tumbuh lebih rendah dari prakiraan.

Setelah membaik di Tahun 2022, bahkan disertai resiko resesi di berbagai negara.Pertumbuhan ekonomi terjadi disejumlah negara maju terutama AS dan Eropa, dan juga Tiongkok, katanya.

Perlambatan ekonomi global dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi perekonomian, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Gangguan rantai pasok terus menunjukkan perbaikan meskipun masih berada di level yang tinggi.

Tekanan inflasi yang masih tinggi mendorong Bank Sentral menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga turut mendorong peningkatan ketidak pastian global.

Peran Bank Indonesia

Sosialisasi dan Edukasi QRIS dan CBP di Berbagai komonitas Sosialisasi QRIS pada kegiatan Gerakan menuju kota cerdas (Smart City) tahun 2022. Pembayaran non tunai menjadi pelengkap pembayaran tunai yang beredar di masyarakat.

KPw.BI Sumut melakukan Sinergi sosialisasi dan edukasi sistem keuangan digital QRIS Sejalan dengan menumbuhkan rasa cinta Bank, ujar Doddy.

Lanjut Doddy. Perkembangan Inflasi Nasional di Tingkat Inflasi lebih rendah dari prakiraan awal.Inflasi Nasional September 2022 tercatat sebesar 5,95% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,69% (yoy) didorong oleh penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok Volatile (VF)  dan inflasi kelompok  administred prices (AP) yang tidak sebesar prakiraan awal.

Inflasi VF terkendali sebesar 9,02% (yoy) sejalan dengan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP - TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan,kelancaran distribusi,kestabilan harga, dan komonitasi Efaktif. Kenaikan inflasi AP juga tidak setinggi yang diprakirakan yaitu sebesar 13,28% (yoy) sejalan dengan penyesuaian BBM dan tarif angkutan yang lebih rendah, ujar Doddy.

Sementara itu katanya, inflasi inti tetap terjaga rendah sebesar 3,21% (yoy) dengan lebih rendahnya dampak rambatan penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi.

Perkembangan Ekonomi di Sumatera Utara Intermediasi Perbankan Membaik Pada Triwulan III.

Penyaluran kredit perbankan terindikasi mengalami peningkatan pada tw III’22 yang mencapai 11,11% (yoy), lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 7,83% (yoy). Hal ini didukung oleh peningkatan kredit korporasi secara tahunan yang tumbuh dari 7,7% (yoy) menjadi 14,1% (yoy) pada tw III’22 sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit investasi. Hal serupa juga terjadi pada kinerja kredit UMKM yang tumbuh menjadi 16,0% (yoy) pada tw III’22 dengan risiko kredit yang membaik. Kredit konsumsi masih tetap naik lebih tinggi dibanding dari tahun 2021,jelas Doddy.

Inflasi di Indonesia tetap masih tinggi di Sumut bisa bergerak dengan berbeda efek dengan harga minyak bahan makanan seperti harga cabe dan bawang harga beras memicu pada bulan Oktober harga beras perlu diwaspadai, harap Doddy.

Inflasi di bulan Oktober 2022 tetap terkendali dibanding pada bulan September 2022, pada bulan Oktober dan seterusnya diperkirakan lebih tinggi dari target. Keputusan RGD Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2022 diperkirakan naik berkisaran 4,75% - 4,00% - 5,50%. (Ahmad Rizal)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com