Pemkab Toba Harus Lebih Maksimal Promosikan Pariwisata di Event Internasional

Sebarkan:

TOBA (MM) - Kegiatan untuk mendukung event Internasional Jetsky di pesta puncak (25- 26 November 2023) oleh Pemerintah Kabupaten Toba cukup terjual, tetapi belum maksimal untuk mempromosikan pariwisatanya karena belum mengeksplorasi kekayaan hayati, hewan dan situs batu peninggalan Kaldera Danau Toba yang terjadi antara 69.000 hingga 77.000 tahun yang lalu, tentu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki daerah lain.

Seperti disampaikan salah satu pengunjung, Aldi Franklin Sirait, lulusan analisis kimia Universitas Sumatera Utara, warga Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba, Festival Budaya, Lomba Solu (Sport Tourism) dan pertunjukan musik tradisional serta tortor sudah mempromosikan pariwisata, tetapi belum sepenuhnya.

Menurutnya, peluang event internasional untuk mempromosikan kekayaan alam seperti hayati endemik, hewan langka dan batu tua akibat letusan super vulkanik Gunung Toba kepada wisatawan domestik dan mancanegara serta peserta lomba yang berasal dari berbagai negara, sangat berpotensi agar mereka kembali untuk memastikan kekayaan alam yang ada di Kabupaten Toba.

"Pemerintah Toba, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaannya sudah harus merilis sebuah buku ataupun storytelling terkait kekayaan alam dan cerita legenda untuk diketahui setiap pelancong, ya semacam stan (museum kecil di venue Lapangan Sisingamangaraja, dampaknya bagi para pelancong selain menikmati acara internasional sudah dapat menentukan di mana lagi usai menyaksikan Jetsky, tentu mereka akan lebih lama tinggal di Toba menggelontorkan uangnya,” imbuh Aldi, Sabtu (25/11/2023).

Lanjutnya, dari informasi yang pernah ada puluhan tanaman endemik Kantong Semar dibaca atau dalam bahasa Batak Tahul - Tahul merupakan tumbuhan karnivora yang tumbuh di Sumatera, diperkirakan tumbuh di Kabupaten Toba daerah Kecamatan Lumbanjulu. Kantong Semar endemik tersebut antara lain, adnata, angasanensis, aristolochioides, beccariana, bongso, densiflora, diatas, dubia, eustachya, flava, inermis, izumiae, jacquelineae, jamban, junghuhnii, lavicola, lingulata, longifolia, mikei, naga, ovata, rhombicaulis , rigidifolia. singalana, spectabilis, sumatrana, talangensis, tenuis dan tobaica.

"Keberadaan tanaman endemik Kantong Semar pernah menguntungkan warga Lumbanjulu, Donald Sirait. Dia pernah kedatangan tamu dari mancanegara diajak sebagai pemandu dengan bayaran 1 juta perharinya untuk mencari keberadaan Kantong Semar yang menurut tamu mancanegara itu merupakan tanaman endemik yang luar biasa, yang tumbuh di Papua dan Toba,” pungkas Aldi mengutip ucapan Donal.

Sambung Aldi, kemudian ada bongkahan batu mirip balok kayu peninggalan letusan Gunung Purba Toba, disebut masyarakat Desa Aek Bolon Julu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba dengan Batu Basiha karena memiliki legenda untuk masyarakat sekitar. Mendapatkan pengakuan dari UNESCO melalui Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Culture Organization sejak 7 Juli 2020 dimana Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark.

Belum lagi keberadaan hewan langka seperti burung yang ada di hutan, sangat memungkinkan adanya. Mengingat terbentuknya hutan di kawasan Kaldera Toba sudah puluhan ribu tahun sejak terjadi letusan yang maha dahsyat yang disebut letusan Super Vulkano sangat pantas untuk di eksplorasi keberadaannya untuk mengundan ilmuan dan wisatawan mancanegara ke Kawasan Danau Toba, khususnya Kabupaten Toba.

“Jika kita hanya mengandalkan pagelaran acara yang berdurasi beberapa hari tanpa kekayaan alam yang kita miliki kepada setiap pelancong, hasil yang diperoleh masyarakat untuk peningkatan perekonomian dari sektor pariwisata tidak akan maksimal,” tutupnya.

"Melalui promosi sekecil apapun yang terdapat di Toba khususnya wisata alam akan menjanjikan akan rasa penasaran untuk mengetahui sehingga setiap tamu yang datang ke acara akan memperpanjang waktunya untuk mencari dan menemukan hal - hal unik dan langka di alam yang penuh sejarah, bukti nyata dari letusan maha dahsyat yang pernah terjadi di muka bumi," terang Aldi antusias.

Aldi menyarankan, sebagai putra asli Kabupaten Toba agar Pemerintah Kabupaten Toba, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak sekedar mempromosikan Danau Toba saja yang bisa menjemukan wisatawan tetapi sangat penting mempromosikan wisata alam untuk variasi wisatanya. Sejak era 1980 Danau Toba sudah dikenal turis mancanegara dan banyak turis mancanegara datang ke Parapat dan Samosir, namun seiring berjalannya waktu semua memudar karena yang dijual tidak bervariasi. (Nimrot)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com