Awas Jangan Salah Guna, Pohon Hariara di Uluan Toba Bisa Menjelma Jadi Ular

Sebarkan:
Pohon Hariara atau pohon ara pencekikdi Desa Parbagasan Janji Matogu, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara. (foto:mm/acon)
Mitos pohon hariara (ficus drupacea) disebut juga pohon ara pencekik. Konon ratusan tahun lalu yang berada di Desa Parbagasan Janji Matogu, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara katanya berasal dari alu yang ditancapkan. 

Lama kelamaan tumbuh menjadi sebatang pohon hingga saat ini mencapai ketinggian sekitar lebih 30 meter dan diameter batangnya mencapai 5 meter, salah satu pohon raksasa di kawasan Danau Toba.

Oppu Paltak boru Sibuea (Ny. Manurung) berumur sekitar 85 tahun mengisahkan, dulunya leluhur mereka yang bernama Guru Martonja Manurung sempat menghindar dari musuh dan pergi menimba ilmu (berguru kesaktian) ke daerah Batang Toru, Tapanuli Selatan karena kekuatan musuhnya tidak dapat tertandingi.

"Sebelum berangkat Guru Martonja berpesan kepada istrinya, dia telah menancapkan alu ke tanah, apabila alu yang tertancap tersebut tumbuh menjadi sebatang pohon, maka di lokasi pelariannya menuntut kesaktian dia dalam keadaan sehat dan masih hidup, namun jika tidak maka sebaliknya,” tuturnya  mengisahkan.

Lanjut si nenek, seiring waktu alu tersebut tumbuh dan bertunas dengan suburnya menjadi pohon hariara yang tumbuh kokoh di gerbang masuk perkampungan yang dihuni leluhur kami Martonja Manurung dan generasinya hingga saat ini.

Seiring waktu, tidak hanya tumbuh besar menjadi pohon raksasa, terjadi keganjilan dan hal yang mustahil untuk dipikirkan dengan akal sehat manusia jika dahan atau ranting yang jatuh diambil dan dimanfaatkan akan menjelma menjadi ular.

“Jangan coba – coba untuk memanfaatkan dahan yang jatuh menjadi kayu bakar, maupun membawanya ke rumah untuk memasak jika tidak ingin rumahnya ditunggui ular. Dimana ular tersebut akan selalu berada di depan pintu rumah,” ujarnya mengingatkan, Rabu (10/07/2024).

Ular bisa pergi setelah abu sisa pembakaran dipulangkan kembali ke Pohon Hariara. Ini merupakan teguran untuk tidak memanfaatkan dahan Hariara menjadi kayu bakar. Sebab, masih banyak dahan dan ranting pohon lain yang bisa dimanfaatkan. (Acon)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com