![]() |
Ketum JMSI Teguh Santosan bersama Ketua JMSI Sumut Rianto Aghly. (foto/ist) |
Hal ini menjadi salah satu poin yang ditekankan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patrias saat berbicara pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) II Tahun 2025 dengan tema “Bikin Terang Indonesia” di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Juni 2025.
“Misinformasi dan disinformasi menjadi risiko jangka pendek peringkat kedua yang mengancam dunia,” katanya.
Nezar Patria mengatakan, salah satu persoalan yang memicu hal tersebut adalah munculnya kebiasaan masyarakat yang mengedepankan media sosial sebagai tempat untuk menempatkan dan memperoleh informasi.
“Masyarakat sedang kehilangan media sebagai “House of Clearing Information”. Karena itu, informasi mengenai fakta sesungguhnya tidak sampai kepada masyarakat dan ini berbahaya,” ungkapnya.
Nezar berharap JMSI selaku organisasi yang menaungi perusahaan-perusahaan media berbasis siber di Indonesia mampu mengambil peran dalam mereduksi resiko global akibat persoalan misinformasi dan disinformasi yang terjadi di tengah masyarakat.
“JMSI menjadi harapan untuk bikin terang Indonesia lewat sajian informasi yang jelas dan akurat,” pungkasnya.(tan)