![]() |
Kondisi jalan dan drainase di Kelurahan Limapuluh Kota, memprihatinkan. (foto:mm/zein) |
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa kerusakan jalan terjadi hampir di seluruh lingkungan, mulai dari Lingkungan V Kampung Kristen yang tembus ke Lingkungan I, hingga Lingkungan VII dan IX. Jalan di Lingkungan II dan III menuju Pasar Lima Puluh, Jalan Pelajar, ruas jalan di samping Kantor DPRD yang tembus ke SMAN Lima Puluh, hingga Perumnas depan Masjid Al-Jihad, semuanya dalam kondisi memprihatinkan. “Jalanan di sini seperti tak pernah diperhatikan. Padahal ini pusat kabupaten,” ujar One Sun (63), warga setempat, Jumat (4/7/2025).
Ia membandingkan kondisi tersebut dengan respon cepat pemerintah daerah terhadap tuntutan warga di Kecamatan Nibung Hangus, yang beberapa waktu lalu melakukan aksi unjuk rasa. "Mereka datang beramai-ramai, dan pemerintah langsung menjanjikan pembangunan jalan tahun ini dengan anggaran lebih dari Rp6 miliar," ucapnya.
Sementara itu, lanjut One Sun, warga Lima Puluh merasa seolah dianaktirikan dalam hal pembangunan. “Bagaimana ekonomi mau tumbuh, kalau akses jalan saja masih seperti ini? Sudah 18 tahun sejak Batu Bara mekar, tapi pembangunan di sini nyaris tak ada perubahan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kondisi jalan semakin parah saat musim hujan. Banyak ruas tergenang air dan berlumpur, menyulitkan aktivitas warga. “Yang bagus hanya jalan utama seperti Jalan Perintis Kemerdekaan, selebihnya rusak semua,” tambahnya.
One Sun juga mengkritik kinerja anggota DPRD, khususnya dari daerah pemilihan Limapuluh. Menurutnya, para wakil rakyat seharusnya lebih vokal memperjuangkan pembangunan di wilayahnya. “Jangan hanya sibuk kunjungan kerja ke luar daerah, tapi tidak ada hasil nyata untuk masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat lebih selektif dalam memilih wakil rakyat ke depan. “Jangan pilih lagi yang hanya cari pekerjaan dan mengutamakan kepentingan pribadi,” tegasnya.(zein)