![]() |
Menu MBG SMA Negeri 2 Kisaran, pada Selasa (2/9/2025). (foto/ist) |
Keluhan itu disampaikannya kepada medanmerdeka.com dan sejumlah wartawan saat ditemui di kediamannya, di Kisaran, Kabupaten Asahan, Jumat (5/9/2025).
“Saya sempat makan, tapi nggak habis. Akhirnya saya buang,” ujarnya, didampingi sang ibu, Citra. Ia menjelaskan bahwa menu yang disajikan saat itu terdiri dari nasi kuning, telur dadar, sambal teri kacang, anggur, dan susu.
Setelah mengonsumsi makanan tersebut, ia merasakan mual dan muntah setibanya di rumah. “Sekitar jam dua malam perut saya sakit dan saya muntah,” katanya.
Siswa kelas XI IPA 4 itu menyebutkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (2/9/2025), dan dialami pula oleh beberapa siswa lainnya yang mengeluhkan gejala serupa.
Meski masih merasa tidak sehat, ia tetap berusaha masuk sekolah keesokan harinya, Rabu (3/9/2025). Namun karena kondisi tubuhnya semakin lemah, ia akhirnya meminta izin untuk pulang lebih awal. “Karena udah nggak tahan, saya minta pulang,” tuturnya.
Melihat kondisi anaknya yang memburuk, sang ibu, Citra, segera membawanya berobat ke salah satu dokter di jalan P. Polem, Kisaran. "Dokter gak bilang apa-apa. Tapi katanya, sebelumnya juga ada 4 anak sebaya anak saya yang berobat dengan gejala yang sama," katanya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, seratusan siswa SMA Negeri 2 Kisaran diduga mengalami keracunan makanan dengan keluhan sakit perut, mual, badan lemas dan muntah-muntah, pada Rabu, (3/9/2025).
Meskipun belum bisa dipastikan penyebabnya, dilaporkan 100 siswa tidak masuk sekolah dan 25 siswa meminta izin pulang lebih awal karena mengalami gangguan kesehatan yang sama.
Sementara itu, Wakil Bupati Asahan, Rianto, saat dikonfirmasi medanmerdeka.com atas kejadian di SMA Negeri 2 Kisaran pada Kamis (4/9/2025), belum bisa memberikan kesimpulan apapun terkait hal tersebut. Ia mengatakakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Kendati demikian, dia berharap program pemerintah dalam pemenuhan gizi tersebut bisa lebih baik lagi kedepannya. "Akan kita cek dulu. Karena belum ada kesimpulan apapun terkait penyebab anak-anak kita yang sakit. Selanjutnya, kesimpulannya kita sampaikan nanti," tutupnya. (Ismanto Panjaitan)