![]() |
| Wabah lalat yang diduga berasal dari peternakan ayam di Dusun VI, Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat (17/10/2025).(foto/ist) |
Warga menduga, sumber wabah lalat tersebut berasal dari aktivitas peternakan ayam yang diduga beroperasi secara ilegal di sekitar permukiman.
Salah seorang warga, Edi Iswanto, yang juga tokoh masyarakat setempat, mengaku kondisi tersebut sudah sangat mengganggu kenyamanan dan dikhawatirkan berdampak pada kesehatan warga.
“Kehadiran lalat ini sangat mengganggu, apalagi saat kami sedang makan. Kami khawatir lalat-lalat ini membawa bibit penyakit,” ujar Edi kepada medanmerdeka.com, Jumat (17/10/2025).
Edi menambahkan, peternakan ayam milik warga berinisial MS diduga menjadi sumber timbulnya lalat, terutama setelah masa panen. Ia menilai pemilik peternakan kurang memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
“Kondisi ini sudah kami laporkan kepada Pemerintah Desa Ujung Rambung. Kami berharap ada solusi agar wabah lalat ini segera ditangani,” ungkapnya.
Kepala Desa Ujung Rambung, Suparno, membenarkan adanya keluhan warga terkait serangan lalat di Dusun VI. Ia menyebut pihak pemerintah desa telah menyurati pemilik peternakan ayam untuk segera menindaklanjuti keluhan tersebut.
“Pemerintah desa sudah melayangkan surat kepada pemilik usaha peternakan ayam. Tidak hanya warga yang terganggu, saya sendiri juga merasakan dampaknya,” ujar Suparno.
Pemerintah desa berencana memanggil pemilik peternakan ayam tersebut guna mencari solusi agar wabah lalat tidak terus meresahkan warga.
Berdasarkan data yang dihimpun, dampak hama lalat sangat luas, mencakup kerusakan pada tanaman pertanian seperti kerugian hasil panen dan penurunan kualitas buah, serta risiko kesehatan masyarakat melalui penyebaran penyakit seperti diare, disentri, tifus, dan keracunan makanan.
Selain itu, lalat juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani dan bisnis melalui pencemaran produk dan potensi kerusakan reputasi.
Dampak pada pertanian
- Kerugian hasil panen: Lalat dapat menyebabkan gagal panen dan penurunan produksi yang signifikan pada berbagai jenis tanaman buah dan sayuran.
- Penurunan kualitas: Buah yang terserang bisa rusak, membusuk, dan tidak layak jual karena adanya larva di dalamnya.
- Kerugian ekonomi: Petani mengalami kerugian finansial karena hasil panen yang menurun dan terkadang tidak cukup untuk menutupi biaya produksi, seperti yang terjadi pada petani jeruk di Sumatera Utara.
- Gagal ekspor: Buah yang terinfeksi larva dapat ditolak untuk ekspor.
Dampak pada kesehatan
- Penyebaran penyakit: Lalat membawa berbagai patogen seperti bakteri, virus, dan parasit yang dapat menular ke manusia melalui makanan dan permukaan yang terkontaminasi.
- Penyakit yang ditularkan: Beberapa penyakit yang dapat ditularkan lalat antara lain diare, disentri, tifus, dan kolera.
- Keracunan makanan: Lalat dapat menyebarkan bakteri seperti Salmonella yang menyebabkan keracunan makanan.
Dampak pada bisnis dan lingkungan
- Pencemaran produk: Di industri makanan, kosmetik, atau pengemasan, lalat dapat mencemari produk dan merusak citra perusahaan.
- Kerusakan reputasi: Infestasi lalat dapat menyebabkan insiden keracunan makanan yang berujung pada penutupan usaha.
- Cerminan sanitasi buruk: Tingginya populasi lalat sering kali menjadi indikator sanitasi yang buruk di suatu lingkungan. (rasum)


