 |
| Wakil Bupati Toba, Audi Murphy O. Sitorus (dua dari kanan). (foto/ist) |
Kegiatan ini melibatkan tim penguji dari Arunika Resilience Consulting yang terdiri atas para psikolog profesional.
“Tidak semua kepala sekolah ikut asesmen ini, karena yang sudah menjelang pensiun tidak diwajibkan,” ujar Kepala Disdikpora Toba, Rikardo Hutajulu, Rabu (5/11/2025).
Rikardo menjelaskan, asesmen bertujuan untuk mengukur integritas, kreativitas, dan kemampuan inovasi para peserta melalui ujian tertulis dan wawancara. “Materi ujian menjadi kewenangan penuh tim penguji,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Toba, Audi Murphy O. Sitorus, dalam arahannya menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi-misi Toba Mantap 2029, yaitu peningkatan sumber daya manusia yang berdaya saing dan berakhlak.
Menurutnya, tidak semua guru berprestasi harus menjadi kepala sekolah. “Kepala sekolah tidak hanya dituntut unggul secara akademis, tetapi juga harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan,” tegas Audi Murphy.
Ia mencontohkan, ada seorang guru berprestasi di Toba yang pernah membawa siswanya berkompetisi hingga ke India dan meraih medali. Namun ketika diangkat menjadi kepala sekolah, guru tersebut memilih mundur karena merasa bidang itu tidak sesuai dengan keahliannya.
“Guru yang hebat justru harus tetap mengajar. Sayang jika kemampuan mengajarnya tidak diteruskan hanya karena harus menjabat kepala sekolah,” ujarnya.
Melalui asesmen ini, kata Audi Murphy, pemerintah daerah dapat memetakan kemampuan guru dan kepala sekolah, sehingga penempatan jabatan menjadi lebih tepat sasaran.
“Yang dibutuhkan bukan hanya kemampuan akademis, tapi juga kepemimpinan dan kemampuan mengelola sekolah dengan baik,” pungkasnya.(Paber Simanjuntak)
